Bertandang di Rumah Baru Eko Patrio Senilai 150 M, Ada Fahri Hamzah Makan Duren

Bertandang di Rumah Baru Eko Patrio Senilai  150 M

Catatan: Ilham Bintang (Wartawan senior)

Kesampaian juga melihat rumah baru artis Eko Patrio senilai Rp.150 miliar, Minggu (22/1/2023) siang. Eko Hendro Purnomo -- begitu nama lengkapnya --adalah  pelawak, pembawa acara, produser dan politikus Indonesia. Ia merupakan satu dari tiga anggota grup komedi terkenal Indonesia, "Patrio", bersama Eddy Soepono dan Muhammad Akri. 

Bulan lalu saya menonton konten Atta Halilintar di channel Youtubenya yang mengulas rumah baru Eko. Nilai rumah itu disebut Atta Rp 150 miliar dan Eko tak membantahnya di tayangan itu.

Man Jadda Wajada

Eko dan Viona layak punya rumah semewah dan semahal itu. Saya mengenal lama pasangan artis ini. Sejak muda pasangan ini bekerja keras, ulet, dan bersungguh-sungguh. Eko memulai dari bawah, sebagai penyiar radio,  pendiri grup lawak Patrio, kemudian mulai dikenal luas publik melalui penampilan lawaknya di televisi. 

Lalu ia mendirikan  rumah produksi dan memproduksi konten sendiri untuk dipasok ke televisi. Sementara itu berjalan ia juga memulai usaha kuliner dengan " latihan" berjualan di cafe tenda bergabung dengan para artis di SCBD Senayan, selanjutnya mengembangksn usaha  catering dan buka restoran.
  
Di masa itu  Eko terjun ke politik dan berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR-RI dan sekarang untuk periode ketiga. Berbagai usaha dia rambah termasuk membangun stasiun televisi lokal. Di awal -awal Tabloid C&R terbit Eko menulis kolom secara teratur seminggu sekali. Di hari deadline Eko rutin ke kantor untuk mengetik sendiri naskahnya. 

Man Jadda Wajadda, kata yang tepat mengulas Eko. Man Jadda Wajada merupakan ungkapan  bahasa Arab  yang memiliki arti “Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil ”. Begitulah Eko.

Dari Widyawati sampai Fahri Hamzah

Eko dan istrinya, Viona Rosalina, menyambut ramah tamu yang mulai berdatangan sejak jam 11 siang, sesuai jam undangan. Senynya tak pernah lepas. Pasangan ini tetap rendah hari seperti dulu. Tak segan mencium tangan kepada tamu yang lebih tua dan sepuh.

Kebetulan hari itu rumah Eko ketempatan silaturahmi member WAG (Whatsapp Group) Artis Senior. Momen itu sekalian perayaan ulang tahun beberapa artis anggota WAG. Mereka: Ninik L Karim, Ray Sahetapy, Renny Djayusman, Rieke Diah Pitaloka, Harry Capri dan Eko Patrio sendiri (kelahiran 30 Desember 1970).
Acara silaturahmi dihadiri sekitar 50 artis. Ada artis legendaris Widyawati yang datang tepat waktu. Maka itu, ia merasa berhak pula pulang lebih cepat. Tentu setelah makan siang. Eko menghidangkan pelbagai kuliner khas. Ada Soto Betawi "Sudi Mampir" Roxy yang dilangganinya sejak masa remaja. 

Viona juga menyuguhkan Gudeg khas yang puluhan tahun jadi favoritnya. Eko tidak lupa menghidangkan buah kesukaan "sejuta umat": Durian Musangking. Tampak juga hadir artis  Desy Ratnasari, Nurul Arifin, Lenny Marlina dan suami, Bambang Soeharto, Deddy Mizwar, Zairin Zain, Tio Pakusadewo, Ita Mustafa, Baby Zelvia, Chintami Atmanegara, dan Fahri Hamzah, antaranya. Akri dan Parto yang bersama Eko di tahun 1994 membentuk grup lawak "Patrio", juga hadir. Akri memimpin doa perayaan ulang tahun.

Acara silaturahmi itu berlangsung di function room di lantai 3 atau "rooftop" rumah anggota DPR-RI dari fraksi PAN tersebut. Satu lantai dengan kolam renang dan area duduk-duduk terbuka. 

Cukup beruntung saya datang lebih awal, sehingga Eko bisa bergantian dengan Viona memandu saya tur tipis-tipis di rumahnya. Bangunan rumah Eko bergaya mediterania seluas 2000 m2. Dibangun di atas tanah seluas 900 m2 yang terletak di hook jalan di jantung kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan. 

Bangunan rumah 4 lantai, termasuk basement (ruang bawah tanah). Memiliki 5 kamar tidur, ruang tamu yang luas menyatu dengan ruang makan. Rumah itu dilengkapi juga dengan ruang keluarga yang berisi perangkat alat musik. Selain tangga, Eko melengkapi rumahnya dengan "lift" untuk akses menghubungkan seluruh lantai di rumah itu. Di lantai  dasar, ada juga musolah kecil di samping ruang tamu. Cukup untuk Salat berjamaah sepuluj orang. 
Sering lewat saat jogging

Eko menceritakan ihwal dia membeli tanah itu. Setiap jogging pagi dia melewati daerah tersebut. Ada satu rumah yang membetot perhatiannya. Rumahnya tua (istilah Eko, busuk),  tidak terurus, hanya digunakan untuk parkir mobil. Sampai satu kali dia melihat di pagarnya terpasang papan pengumuman akan dijual. Nah.
  
Eko tertarik karenaia  memang sedang mencari-cari tanah untuk membangun rumah. "Anak-anak sudah besar, sudah bosan tinggal di apartemen," ujarnya. Eko dan Viona dianugerahi tiga anak hasil perkawinannya tahun 2001. "Si Sulung tahun ini selesai kuliahnya," terang Eko.
Ketiga anak itu: Nayla Ayu, Cannavaro Adrevi Putra Purnomo dan Syawal Adrevi Putra Purnomo. 

Eko pun mengontak agent yang kemudian mempertemukannya dengan pemilik rumah. Surprise! Ternyata pemiliknya kawannya sendiri. Dealnya pun cepat jadi. Eko memerlukan waktu dua tahun membangun rumah itu sampai rampung. Desainnya sesuai rembukan Eko dan Viona yang diterjemahkan oleh arsitek. Perangkat furnishnya pun demikian. 

Meski Eko tak menyebut, masuk akal jika Atta menyebut "valuasinya" Rp. 150 M. Tanah saja di daerah elit itu mencapai Rp100 juta m2. Rumah itu baru lima bulan lalu ditinggalinya. Maka, selain selamat ulang tahun, ucapan yang mengalir untuknya adalah selamat menempati rumah baru. Semoga seperti diidamkan banyak orang, menjadi "rumahku surgaku."

(fb)

Baca juga :