RISIH

RISIH

Ada kekhawatiran ketika program makan gratis di masjid-masjid digalakkan, masjid akan dipenuhi oleh para dhuafa, dan selanjutnya orang-orang kaya akan risih datang ke masjid. Akibatnya sumber daya dakwah menjauh.

Ada narasi yang dihembuskan, jika masjid berbagi beras gratis, setiap pengajian ada hadiah, nanti majelis malah dipenuhi orang-orang yang kesulitan, masjid gak keren lagi, susah bangun trend kalo isinya orang-orang kumuh.

Daripada banyak menjelaskan, saya mengajak kita kembali jujur kepada shiroh nabi saja, sebenarnya siapa yang diurus Nabiullah Muhammad Shallallahu'alaihi wassalam, orang kaya saja? Orang miskin saja? Atau semua kaum muslimin?

Di Masjid Nabi, diawal fase Madinah saat itu, Kaum Muhajirin yang tidak kebagian rumah, tinggal di Masjid Nabawi. Sebagian gak kebagian rumah kaum anshor, dan relatif kondisi mereka adalah dhuafa.

Bahkan hasil panen kurma Anshor digantung di tiang-tiang masjid Nabawi, Kaum muslimin yang lapar dan butuh makan, tinggal ambil secukup perutnya. Hal ini nantinya berkembang, menjadi saling memberi makan di antara sahabat.

Lalu apakah sahabat yang aghniya (kaya) menjadi risih?

Abdurrahman bin Auf tetap satu Majelis dengan Abu dzar Al Ghifary. Utsman bin Affan sang pedagang tetap duduk satu majelis bersama Ali bin Abi Thalib. Sahabat saudagar kaya raya tetap nyaman bersama dhuafa.

Maka risih gak risih sebenarnya bukan perkaya kaya atau miskin, tetapi perkara iman, bagaimana hati kita terhadap apa yang diperintahkan Allah, dan dianjurkan Nabi.

Allah menyuruh kita kasih makan, Nabi mengingatkan bawah pada doa dhuafa lah asbab Allah menolong kita.

Narasi anti dekat-dekat dengan dhuafa tidak ada dalam ajaran Islam. Termasuk juga anti dekat-dekat dengan orang kaya, keduanya fatal.

Mengurus dan melayani Dhuafa, lalu berkomunikasi dan merangkul aghniya. Jangan sampai Dhuafa diurus anashir jahat, yang akhirnya jadi organ pelaksana kepentingan jahat.

Begitu juga jangan sampai aghniya hanya diakrabi dengan gagasan foya-foya. Orang baik dengan ide amal sholih juga harus mengakrabi orang kaya. Gak boleh risih sama orang kaya.

Itulah kerja dakwah Nabi, dakwah Islam untuk seluruh lapis kelas ekonomi.

(Ustadz Rendy Saputra)

Baca juga :