Catatan: Naniek S Deyang (Wartawan Senior)
Kasus Sambo tidak meruntuhkan arogansi polisi. Di tingkat Polsek saja seorang polisi sudah berani menyuruh wartawan wanita yang nanya bicara dengan pohon. Nah bener aja setelah viral baru deh minta maaf.
Padahal kalau gak mau diwawancara tinggal bilang "Mbak/Mas no coment dulu ya, terimakasih" .....eh malah nyuruh wartawan wawancara dengan pohon.
Sebelumnya Brimob berpakain lengkap juga membentak-bentak wartawan yang akan meliput sidang kode etik Sambo.
Bukan hanya sikap arogan pada wartawan, ketika kasus Sambo ini mencuat, maka terangkat juga "Kekaisaran Sambo" yang membackingi bisnis gelap, eh gilanya bukan nahan diri atau tobat ..eh masih ada oknum polisi setingkat Kapolsek asyik Nyabu, ngedarin Narkoba, sampai yang jadi backing judi on line tetap aja jalan, gebukan orang sampai mati dengan tuduhan Narkoba juga masih ada dll.
Kadang saya mikir mulai dari mana ya membersihkan lembaga ini dari polisi-polisi ngacau gini? Kasihan polisi yang masih bersih dan berniat mengabdi ke negara dan masyarakat.
Saya jadi teringat beberapa oknum polisi yang saya kenal, ngotot dari Secaba sekolah Perwira untuk jadi Kapolsek bukan untuk karier, tapi biar punya kekuasaan lebih luas untuk nangani dunia hitam, sehingga bisa dapat setoran gede.
Gaya hedon Kapolres-Kapolres muda lulusan Akpol tak kalah miris, memakai mobil-mobil mewah, istri memakai tas branded YSL, Chanel dll yang harganya paling murah 60 jutaan. Mereka ini lulusan Akpol lho, mustinya pendidikan moralnya lebih baik. Jangan ditanya jumlah rumah yang dimiliki.
Meski demikian saya masih melihat juga Kapolres-Kapolres muda yang masih bersih. Biasanya mereka ini mau sekolah di LN, tapi ya sayangnya yang bersih dan pintar ini kalah sama oknum yang nakal dalam urusan karier.
(fb)
Anjrit
— txtdariorangberseragam (@txtdrberseragam) September 1, 2022
pic.twitter.com/kEEybsEttG