Setelah Dibongkar Agustinus, "Media-media mainstream membela Telkom-GOTO"

Catatan Agustinus Edy Kristianto:

Sepanjang akhir pekan, berjamuran berita di media-media mainstream (Detik, Bisnis Indonesia, CNBC dsb) yang cenderung membela Telkom-GOTO. Narsumnya antara lain Dirut Telkom Ririek Adriansyah dan anggota DPR Nusron Wahid. 

Mereka mau bilang bahwa investasi Telkom (via Telkomsel) di GOTO senilai Rp6,3 triliun tepat dan menguntungkan. Telkomsel beli saham GOTO lebih murah dari investor pra-IPO lainnya. Dibangga-banggakan pula para investor kenamaan yang masuk GOTO seperti ADIA (Uni Emirat Arab), GIC Temasek (Singapura), Tencent, Google, Khazanah (Malaysia) dll.

Orang biasanya silau lihat nama-nama itu. Langsung kena mental. Minder. Sindrom orang kalah. Hingga lupa bahwa di dunia ini ada yang namanya kalkulator dan Prof. Yahya Harahap yang menulis buku "Hukum Perseroan Terbatas", yang di dalamnya dijelaskan mengenai Modal Dasar (seluruh nilai nominal yang dicantumkan dalam akta), Modal Ditempatkan (jumlah saham yang sudah diambil pendiri/pemegang saham), dan Modal Disetor (modal yang telah dibayarkan pemegang saham sebagai pelunasan dari modal ditempatkan alias fresh money). Aturannya minimal 25% dari Modal Dasar harus sudah ditempatkan dan disetor saat pendirian perusahaan.

Para pembela itu tak sepenuhnya benar. Jangan langsung percaya sebelum melihat fakta lainnya. Bahkan, jika ditelan mentah-mentah, sangat berpotensi menyesatkan pandangan masyarakat. 

Begini ceritanya.

SIAPAKAH GOTO? 

Baru didirikan 7 tahun lalu berdasarkan Akta 133/10 Desember 2015 dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB). Modal dasarnya Rp10,1 miliar (Rp1/lembar saham). Modal ditempatkan dan disetor Rp2,5 miliar. Pemegang saham saat itu: Sequoia Capital (20,7%), Nadiem Anwar Makarim (20,5%), NTH Gemma Inc. (14,3%), NSI Moto Holdings Ltd (11,5%), Pacifiese Enterprise Ltd (8,01%), Zander Universal Ltd (5,75%), dan lain-lain di bawah 5% (19,17%). 

Posisi ketika IPO, 11 April 2022, Modal Dasar Rp4 triliun (nominal Rp1/lembar). Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp1,14 triliun. 

Diakui sendiri dalam Prospektus: "Perusahaan telah mencatatkan rugi bersih sejak didirikan dan perusahaan mungkin tidak dapat mencapai profitabilitas". 

Per 31 Juli 2021, akumulasi rugi bersih GOTO Rp65,2 triliun. Pengeluaran terbesar perusahaan ini adalah gaji (Rp4,1 triliun), promosi (Rp1,3 triliun), serta iklan dan pemasaran (Rp1,1 triliun). Pendapatan bersihnya Rp2,4 triliun, jauh lebih kecil dari beban gaji. 

Boleh dihitung, jumlah karyawannya adalah 8.540. Artinya, dengan pengeluaran Rp4,1 triliun, rata-rata gaji per bulan di GOTO adalah Rp40,2 juta/orang. 

Adakah mitra ojol yang dapat segitu sebulan dari atas aspal? 

APA BETUL PARA INVESTOR KENAMAAN ITU KELUAR FRESH MONEY BERTRILIUN-TRILIUN?

Tidak tahu. Tapi yang jelas, tidak ada catatan di akun modal. Modalnya ya itu tadi terakhir: Rp1,14 triliun. 

Mari kita lihat apa yang terjadi ketika duit Telkomsel Rp6,3 triliun masuk GOTO. Berapa persen saham yang didapat?

 +     89,125 Lembar
 /  3,215,782 Total lembar saham GOTO per 31 Juli 2021
 --------------- 
 +          0.03 
 *        100
 --------------- 
 +          3 %

Berarti berapa harga per lembarnya?
 +6,300,000,000,000 IDR
 /     89,125 Lembar
 --------------- 
 + 70,687,237 IDR
 
 [Cocok dengan yang tercantum di Laporan Keuangan TLKM 2021 bahwa Telkomsel beli di harga US$5.049/saham]

Jika 3% adalah Rp6,3 triliun, berapa nilai 100% GOTO?

 +6,300,000,000,000
 *        100
 --------------- 
 +630,000,000,000,000
 /          3
 --------------- 
 +210,000,000,000,000 IDR

Berapa modal Gojek ketika itu dan berapa kali lipat kenaikan nilainya?
 +210,000,000,000,000 
 /800,693,290,000 Modal disetor per Mei 2021
 --------------- 
 +        262.27 kali lipat

[Artinya adalah, pada Mei 2021, ketika Menteri BUMN dijabat oleh Erick Thohir dan Komisaris Utama GOTO adalah kakaknya, Boy Thohir, Telkomsel keluar duit Rp6,3 triliun untuk berinvestasi di perusahaan yang sejak didirikan 6 tahun sebelumnya selalu dan tengah merugi Rp65,2 triliun dan mungkin tidak bisa mencapai profitabilitas di masa depan; namun demikian, ketika Telkomsel masuk, nilai GOTO dihargai 262 kali lipat dari modal sesungguhnya, sehingga Rp6,3 triliun itu cuma setara 3%]

Berapa persentase Telkomsel setelah stock split hingga GOTO IPO?
 +23,722,133,875 Lembar porsi Telkomsel
 /1,143,748,873,502 Lembar saham total ditempatkan dan disetor
 --------------- 
 +          0.02 
 *        100
 --------------- 
 +          2 %

APA BETUL GOTO SUKSES MENGHIMPUN PENDANAAN PRA-IPO HINGGA US$1,4 MILIAR DENGAN MENGGANDENG PARA KAKAP SELAMA JULI-DESEMBER 2021 ALIAS SETELAH DUIT TELKOMSEL MASUK?

Tidak tahu, tapi pertanyaannya, di mana barang itu dicatat?

Yang jelas, terjadi transaksi berupa buyback (pembelian kembali) saham yang dimiliki pemegang saham lama pada harga Rp266 (harga stock split per 14 Oktober 2021). Artinya ada investor yang justru keluar (sahamnya dibeli oleh perusahaan GOTO) ketika duit Telkomsel masuk. Sangat wajar kita menduga kuat duit Telkomsel dipakai buyback saham pemilik lama, sebab duit dari mana lagi, wong GOTO perusahaan rugi. 

Mereka adalah:

- Rp285,679,702,770 PT Bright Foods International (perusahaan makanan berbasis di China);
- Rp136,857,215,726 PT Amanda Cipta Persada (pernah tercatat transaksi di Alfamart, GOLD, TBIG)
- Rp240,454,419,744 NTH Gemma Inc (terafiliasi Northstar Group menurut CNBC)
- Rp2,364,470,010 PT Northstar Pacific Investasi
- Rp254,927,021,426.00 SB Pan Asia Fund (terafiliasi Softbank)
- Rp9,793,622,048 WP Investment Fund (badan hukum Korea Selatan)
- Rp40,793,646,684 WP Gojek Investment 
- Rp89,932,629,738 GJK Holding (badan hukum Belanda, tercatat pernah dihukum karena insider trading oleh SEC)
- Rp213,590,982,388.00 GJK Holding
- Rp297,665,726,344.00 Sixteen Dragonfruit (badan hukum Luxembourg)
- Rp5,857,885,516.00 Yosemite Strategies LLC (badan hukum US)
- Rp212,466,528,568.00 SVF GT Subco Singapore (terafiliasi Softbank)
 
Totalnya Rp1,79 triliun (Rp1,790,383,850,962). 

[Cocok dengan yang tercatat di Prospektus GOTO. Bahwa pembayaran atas saham treasuri dari pembelian kembali saham Pra-IPO sebanyak 10,2 miliar lembar senilai Rp1,7 triliun]

Sebagai catatan, Northstar adalah private equity yang didirikan oleh Patrick Walujo. Dia adalah menantu TP. Rachmat. Northstar adalah mantan pengendali Trimegah (TRIM) sebelum akhirnya beralih ke Boy Thohir melalui akuisisi 34,64% saham. TRIM adalah salah satu penjamin dalam IPO GOTO.

BAGAIMANA CERITANYA BOY THOHIR BISA TERCATAT SEBAGAI PEMEGANG SAHAM GOTO? 

Dia masuk lewat perubahan Akta 71 pada 15 September 2021. Disebutkan, RUPS mengakui dan menyetujui pengalihan 3.961 saham Seri D yang merupakan bagian dari saham treasuri kepada Garibaldi Thohir. Jumlah lembarnya berubah menjadi 1,054 miliar ketika terjadi stock split dengan nilai nominal Rp266/saham. 

APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA?

Nasi sudah menjadi bubur. Transaksi telah terjadi. Telkom sudah keluar duit. GOTO melenggang di bursa. Sepertinya tidak ada gerakan apapun dari OJK atau aparat penegak hukum.

GOTO masih punya banyak amunisi: 10,2 miliar lembar saham treasuri, 2,8 triliun lembar saham dalam portepel, 1,14 triliun lembar saham milik pemilik lama. Ingat, modal dasar GOTO 4 triliun lembar! 

Tinggal dicari 'Telkomsel-Telkomsel' lain yang mau 'menyumbang' triliunan rupiah ke GOTO. Misalnya, BUMN dan anak cicitnya, dana pensiun, asuransi, Jamsostek, Lembaga Pengelola Investasi (LPI), Reksadana, dana haji (jika perlu), dan ritel-ritel yang masih yakin dengan masa depan GOTO---jauh lebih yakin dari para investor lama yang duluan keluar GOTO sebelum IPO. 

Too big to fail!

Narasinya adalah Negara perlu mendukung GOTO, sebab ada 2,5 juta mitra ojol yang hidup dari sini, ribuan karyawan, jutaan merchant UMKM, ekosistem vital bagi perekonomian, barometer ekonomi digital, besar pengaruhnya bagi pergerakan IHSG. Jika GOTO oleng maka berpengaruh signifikan terhadap perekonomian nasional yang bisa memicu krisis ekonomi lebih dalam.

Di Indonesia, banyak 'tokoh' yang antre untuk cuap-cuap begitu demi pendapatan taktis.

Terakhir, saya kutip artikel "Revolusi Mental" oleh Joko Widodo di Kompas, 10 Mei 2014, ketika ia sedang bersolek selama kampanye:

"Nation building tidak mungkin maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan membawa kesejahteraan. Sejarah Indonesia merdeka penuh dengan contoh di mana salah pengelolaan (mismanagement) negara telah membawa bencana besar nasional."

Kecapnya manis tapi sampai saat ini si penulis, yang sekarang jadi presiden itu, juga tidak bertindak apapun terhadap pembantunya yang diduga masuk kategori manusia salah kaprah itu.

Salam.

(Agustinus Edy Kristianto)

*sumber: fb penulis (30/5/2022)
Baca juga :