Sentimen Anti-Amerika Pengaruhi Suara Dukungan Masyarakat Indonesia untuk Rusia

[PORTAL-ISLAM.ID]  Invasi Rusia ke Ukraina menjadi perhatian seluruh dunia. Suara masyarakat internasional ikut terpecah, antara yang mendukung dan mengecam invasi yang telah berlangsung selama satu bulan terakhir.

Di tanah air, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia lebih bersimpati pada Moskow dibandingkan Kyiv.

"Warga Indonesia menyetujui kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin," ujar Vorobieva kepada RIA Novosti sambil menambahkan bahwa pemerintah Indonesia pun tidak ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia, dikutip RMOL (Sabtu, 26/3/2022).

Klaim Dubes Vorobieva mungkin beralasan. Sebab sebelumnya, perusahaan Indonesia, Evello, yang memantau dan menganalisis konten media sosial, menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa pengguna media sosial Indonesia umumnya mendukung invasi Rusia.

Menurut analis dari perusahaan pemantau dinamika dunia maya tersebut, reaksi pengguna medsos di Indonesia terutama disebabkan sikap negatif yang meluas terhadap Amerika Serikat dan blok NATO.

"Pertama-tama, perlu dicatat bahwa sentimen anti-Amerika yang kuat tampak di  sini sehubungan dengan serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya kepada negara-negara seperti Irak, Suriah, Libya, Afganistan, dan lain-lain," jelas Dubes Vorobieva.

Selain itu, masyarakat di Indonesia yang mayoritas beragama Islam pun kelihatannya tidak dapat menerima retorika perang melawan terorisme yang dikampanyekan Amerika Serikat dan sekutunya sejak peristiwa 9/11. Perang melawan terorisme telah menjadi instrumen yang menindas masyarakat Muslim di banyak negara.

Dubes Vorobieva menambahkan, faktor lain yang membuat sentimen masyarakat Indonesia pada Rusia sangat positif karena percaya percaya Presiden Rusia Vladimir Putin ingin membangun sistem dunia yang lebih adil, seperti yang pernah diperjuangkan Presiden Sukarno di masa lalu.

Vorobieva juga mengatakan, Rusia juga menjadi contoh negara yang mengembangkan toleransi dan kerukunan antaretnis dan antaragama.

"Kita sering melihat bagaimana media lokal secara luas meliput perkembangan Islam di Rusia," ujarnya.

"Dalam konteks ini, operasi khusus Rusia (di Ukraina) disetujui masyarakat Muslim Rusia, termasuk yang berasal dari Republik Chechnya,” demikian Dubes Vorobieva. 

Baca juga :