HAHA... Ngaku-ngaku "S2 di Islam" Terus Seenak Sendiri Ngatain Al-Quran

Beginilah Zindiqers Feminis Liberal kalau berdebat.

Mereka cenderung melakukan ad-hominem dengan merendahkan lawan debatnya dengan menuduh orang tak paham teks al-Qur-ān.

Sementara ia sendiri paham saja saya juga tidak yakin. Iya, saya tidak yakin perempuan Zindiq ini bisa nahwu shorof, let alone balaghoh dengan baik sehingga bisa memahami teks al-Qur-ān.

Coba ya, yang namanya "penis" jelas identitas dari laki-laki. Kalau paham bahasa ‘Arab yang namanya kata benda (isim) saja ada jenis "jantan" dan jenis "betina"nya, di mana jenis jantan itu disebut "mudzakkar" (مُذَكَّر). Jika kata benda saja ada jenis jantan betinanya, maka apalagi pengenal gender makhluq hidup jenis jantan itu kalau bukan "penis"?

Oh iya, mungkin kata "penis" tidak ada dalam al-Qur-ān atau al-Hadīts (ya iyalah, mana ada "penis" dalam bahasa ‘Arab?!), namun kata "farji" (kelamin perempuan) jelas ada di dalam al-Qur-ān.

Ah sudahlah, diajak berlogika begini pasti panjang ngelesnya.

Anyway, little Zindiqers ini baru juga "punya S2 di Islām", gak ada hebatnya karena dulu Dr Christiaan Snouck Hurgronje punya PhD dari Leiden, hafal al-Qur-ān, bisa bahasa ‘Arab, paham hadīts, tapi kāfir tulen. So?

Kita berlindung kepada Allōh ﷻ‎ dari fitnah para Zindiqers.

(By Arsyad Syahrial)

***
Baca juga :