[ANALISA] Saham Bukalapak Kemarin Melejit, Sekarang Menjerit

Catatan: Yanuar Rizky (Pengamat Ekonomi)

Listing minggu pertama BUKA (Bukalapak) ini mirip kejadian Listing minggu pertama GIAA (Garuda Indonesia).

Eforia ritel digenjot, digas bahwa ambil IPO akan untung gede-gedean saat perdagangan saham di minggu pertama listing.

GIAA listing hari pertama 1 Maret 2011, berbekal "cerita klasik IPO BUMN" selalu ada yang goreng di listing minggu pertama.

Saat itu, di era SBY, pilihan divestasi dan atau right issue saham BUMN selalu menyisakan problem di penjatahan saham IPO.

(Divestasi adalah pelepasan saham BUMN pertama kali di bursa, right issue adalah BUMN yang sudah Tbk menambah porsi saham di bursa)

Kalo di gugel, saya menyoroti terus soal ini, misal right issue PGAS, right issue BMRI, divestasi KRAS... dstnya...

*Note: KRAS (PT Krakatau Steel), PGAS (PT Perusahaan Gas Negara Tbk), BMRI (Bank Mandiri).

Saat GIAA akan IPO, seorang senior di pasar modal mengontak saya kata dia Bos GIAA minta ketemu saya....

Saya bilang mau apa?

Dia bilang "mau minta analisa Lu, biar ngak dihajar kayak KRAS lewat tulisan di Kompas, jadi kita kasih analsa dari awal kawan agar jalannya bener".

Sisi lain, seorang kawan yang saya kenal di DPR juga menanyakan hal yang sama ke saya, dia bilang ini penjatahan saham GIAA kok diobral ya...

Saya bilang kepada keduanya, seperti gw bilang di koran bahwa GIAA beda dengan KRAS dan Right Isssue Bank Mandiri.

Bedanya terletak di investor stratetegis di industri sejenis, yang penting masuk ke Indonesia dengan menggandeng GIAA tidak ada.

Saat itu, di media saya katakan bisnis airlines bukan bisnis dengan entry barriers, kalopun mau terbang ke Indonesia tidak harus pake Garuda.  

Apalagi, liberalisasi rute penerbangan domestik pun terbuka.

Betul, bahwa Garuda menguasai cerukan pasar domestik yang besar, tapi merebut pangsa pasar domestik sebesar itu, akan lebih murah dengan menjadi pesaing. Karena, pasarnya tidak tertutup.

Berbeda dengan Bank dan Industri Baja (saat itu) yang masih memiliki kebijakan terkait pasar dan akses terhadap pemerintah.

Tak lama, GIAA berbeda dengan BUMN lain menjadi emiten pertama yang mengalokasikan jatah saham IPO dalam porsi besar untuk retail dan penjamin emisi jadi standing buyer saham IPO.

Sementara, KRAS dan right issue BMRI misalnya retail tak lebih dari 5%.

Dan, penjatahan 95% seperti saya sering suarakan saat itu kepada siapa saja? Dugaan kencang politisi mendapat jatah.

Dengan kata lain, investor strategis yang minat disuruh beli di pasar sekunder setelah IPO.

Dengan kebutuhan masuk karena "truk gandeng" globalisasi bisnis ekspansi di Indonesia, jelas pembeli yang memburu di pasar sekunder itu Ada!

Itu kenapa, BUMN yang punya nilai strategis fakta historisnya harga terbang di listing minggu pertama. Tapi, ritel dapat saham di harga IPO ya ngak mudah, karena penjatahan kecil.

Ada dua yang membuat GIAA gagal, karena bisnisnya memang komersil yang tanpa ada hambatan masuk di industri sejenis, dan terlalu besar alokasi ke ritel mengkonfirmasi bahwa barangnya ngak ada investor strategis.

Underwriter menyerap banyak, kegagalan itu yang kemudian diserap CT (Chairul Tanjung). Ya, namanya pengusaha yang ikut berkuasa saat itu, menyelamatkan muka pemerintah.

Nah, BUKA (Bukalapak) ini menarik sinyal yang dikirim retail hanya dapat alokasi 5%. 

Sinyal eforia digital digas pol sebagai bisnis masa depan. Seolah rugi juga ngak apa, kita beli rencana masa depan.

Dengan 95% di penjatahan, termasuk jatah founder di lock up 8 bulan sesuai aturan OJK. MAKA, persepsi ada institusi strategis yang ngak cukup ambil proporsi seimbang dengan founder akan memburu saham ritel...

Tapi, yang terjadi justru persepsi ritel rebutan sesama ritel. Dan, asing yang dianggap akan nambah saham malah JUALAN...

Jadi, ..... 

Kalo saya melihat, powerplay hanya akan jadi gorengan kalo ada lawannya....  kalo cuman endorse, gas persepsi, tapi tidak punya nilai strategis untuk dijadikan "truk gandeng", ya kempes...

Hati-hatilah bermain di ruang persepsi, dalam gapleh (judi) anda harus bisa mengalahkan ego dari bluffing. Sehingga, kalopun nonton anda punya info yang cukup, yaitu soal motif dan latarbelakang para pemain di meja gapleh.(*)

*fb penulis
Baca juga :