Tere Liye soroti pengangkatan Dubes bagi-bagi jabatan Tim Hore

Jika saya tidak keliru, ada sekitar 70.000 pegawai Kementerian Luar Negeri. Banyak? Banget. Tersebar di Indonesia, pun di berbagai negara2 luar. Di kota2 besar seluruh planet Bumi. 

Menjadi pegawai Kementerian Luar Negeri jelas membutuhkan spesifikasi tinggi. Tidak bisa sembarang orang bisa lolos. Karena ada skill khas sekali yg dibutuhkan: bahasa asing. Belum lagi kecerdasan, kemampuan komunikasi, dll, dsbgnya. Maka, lulusan2 elit dari kampus2 top lah yg biasanya bergabung di front terdepan kementerian ini. Dan mereka dididik, dilatih, terus sekolah, hingga jadi diplomat2 ulung. Mereka berpindah2 negara, terus mendaki karir.

Dengan fakta tsb, maka pertanyaan saya: kok bisa, dari 70.000 itu, setiap kali ada penunjukan duta besa, yg diajukan justeru ada orang2 yg sama sekali tidak pernah berhubungan dengan urusan luar negeri, orang2 yg entah apa kualifikasinya, orang2 yg duh Gusti, mereka teh siapa dalam kancah hubungan luar negeri? 

Memangnya tidak ada di antara 70.000 pegawai Kementerian Luar Negeri ini yg qualified? Dubes itu total hanya butuh seratus saja (karena beberapa negara digabung dubesnya); kok bisa nyari 100 dari 70.000 ini tidak ada yg cocok? Hingga harus ambil 'petualang' politik, 'pensiunan', 'penyanyi', dan orang2 lainnya?

Lantas buat apa negara selama ini menghabiskan uang utk melatih, mendidik, melahirkan diplomat2 top lainnya? Ayolah, banyak diplomat2 muda ini boleh jadi lebih visioner, kreatif, dan kongkrit saat jadi dubes. Bukan cuma ngurusin pejabat jalan2, seremonial, dll. Tapi bisa membuka banyak kesempatan ekonomi, dan kesempatan2 lain.

Baiklah. Mungkin posisi dubes ini memang tidak pernah dianggap serius. Sama seperti komisaris BUMN. Itu cuma posisi begitulah. Maka siapapun yg ngisi, bodo amat.

Dan kamu? Iya, kamu 70.000 pegawai Kementerian Luar Negeri, pernah protes soal ini? Pernah bikin petisi soal ini? Mbuh. Karena bukan apa2, kalau menurutkan pendapat Tere Liye, siapa yg paling berhak mengisi posisi dubes? 100% adalah diplomat2 profesional, yg bahkan sejak lulus kuliah telah bergabung dan dilatih panjang. Satu-dua mungkin bisa ambil eksternal, satu-dua mungkin bisa rekrut dari pihak luar, tapi mbok ya satu-dua diantara seratusan itu, dia BENAR-BENAR diambil karena memang kualifikasinya top banget, ngalahin pegawai internal. 

Bukan karena bagi2 jabatan tim hore, dan atau ucapan terima kasih saja.

Tabik.

(By Tere Liye)

*sumber: fb

Baca juga :