HAMAS, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel

HAMAS, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel

"Kendati dicap sebagai Teroris oleh Israel dan Sekutu-sekutu Baratnya, Hamas adalah suara hati rakyat Palestina. Pemilu 2006 adalah salah satu buktinya. Buku ini memaparkannya dengan sangat jernih." (Alwi Shihab, Menteri Luar Negeri RI Periode 1999-2000).

Hamas atau Harakah Al-Muqawwamah Al-Islamiyah selama ini sering dipotret dunia barat sebagai teroris.

Tuduhan muncul karena aksi sayap militernya, Brigade Izzuddin Al-Qassam yang melakukan perlawanan bersenjata atas pendudukan Zionis.

Padahal dalam sejarah dunia, setiap bangsa yang pernah dijajah bangsa lain, dipastikan melakukan perlawanan dengan semua sumberdaya miliki, termasuk perlawanan militer, kata 'lawan' mungkin hanya mampu dirasakan oleh mereka (bangsa) yang pernah mengalami penjajahan, sedang dunia barat seperti kita kenal merupakan para pelaku penjajahan itu sendiri, jadi logika mereka tak sampai ke arah sana.

Sebenarnya Hamas merupakan gerakan dakwah pendidikan di Palestina yang bergerak di masjid-masjid. Mereka mengajarkan agama kepada generasi muda Palestina, misalnya mengajarkan bagaimana berwudhu secara baik dan benar, membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang tepat, dan mengungkapkan makna atau tafsir Al-Quran.

Organisasi dakwah ini juga mendirikan berbagai sekolah dan rumah sakit, pengakuan kiprah sosial mereka banyak diakui publik internasional, misal Prof. Sara Roy dari Harvard University mengatakan Hamas menjadi organisasi terbaik dalam melakukan pelayanan sosial di Palestina.

Pengakuan datang juga dari PBB melalui UNRWA (Badan Pengungsi PBB/United Nations Relief and Works Agency) mereka menegaskan Hamas satu-satunya faksi di Palestina yang dipercaya mendistribusikan bantuan sosial kepada masyarakat. Karena reputasi kejujuran yang mereka miliki.

Karena tekanan represif Israel menyebabkan Hamas, akhirnya harus membentuk sayap militer melindungi masyarakat Palestina dari aksi kekerasan Israel.

Di tahun 2006 Hamas bermetamorfosis menjadi institusi politik, ikut serta dalam kompetisi elektoral, dan memenangkan pemilu mengalahkan faksi Fatah. 

Tapi, kemenangan mereka dalam pentas demokrasi justru diembargo dunia barat. Padahal dengan ikut dalam atmosfir demokrasi artinya Hamas melakukan moderasi gerakan. Sungguh disayangkan sikap dunia barat ini.

Hamas tidak diberikan kesempatan dan ruang mengartikulasikan ide politiknya dalam pentas politik Palestina serta umumnya kawasan Timur Tengah, pintu ijtihad mereka ditutup rapat oleh konspirasi global, mungkin ketakutan bahwa Hamas bisa menjadi kiblat Islam politik di Timur Tengah. Sehingga peluang mereka dalam memoderasi gerakan tak diberikan kesempatan luas dan lapang. 

Saat ini Hamas sedang berjuang melindungi Palestina dari keberutalan tentara Israel, mereka kembali menunjukkan diri sebagai penjaga kota suci Baitul Maqdis.
 
(Pak Iyek Iyek)

*Link buku: LINK
Baca juga :