[PORTAL-ISLAM.ID] TEL AVIV - Mantan tentara yang mengambil bagian dalam serangan militer brutal Israel terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza pada 2014 membakar dirinya pada Senin (12/4/2021) malam. Peristiwa ini terjadi di depan kantor rehabilitasi Kementerian Pertahanan.
Kementerian Pertahanan mengonfirmasi bahwa veteran berusia 26 tahun itu bernama Itzik Saidian. Dia didiagnosis dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) setelah mengalami pertempuran selama Operasi Pelindung Edge tujuh tahun lalu.
Saidian dilarikan ke Pusat Medis Sheba dengan luka bakar yang parah setelah membakar diri di Petah Tikva. Kondisinya, menurut rumah sakit, berada dalam level kritis dengan luka bakar yang dalam di sekujur tubuhnya.
Seperti dikutip dari Middleeastmonitor, saudara laki-laki Saidian, Avi, mengatakan saudaranya melihat hal-hal yang mengerikan. Saidan pun harus menghadapi kondisi tidak ada yang merawatnya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melancarkan serangan pada 8 Juli 2014 dan tingkat korban jiwa menjadikannya salah satu tahun paling berdarah dalam sejarah Palestina. Menurut laporan PBB, tentara Israel menyerang Gaza dengan 6.000 serangan udara dan hampir 50 ribu tank dan peluru artileri selama 50 hari.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa mantan tentara itu mengeluarkan sebotol bahan yang mudah terbakar, menuangkannya ke tubuhnya, dan membakarnya di pintu masuk gedung milik Kementerian Pertahanan. Menurut Haaretz, selama wawancara dengan Channel 12News hampir 18 bulan lalu, Saidian mengeluh tentang kurangnya prospek hidupnya setelah meninggalkan tentara Israel dengan tunjangan cacat bulanan yang kecil.
"Kebanyakan orang seusia saya tidak seperti saya. Bukan dari segi psikologis dan ekonomi. Saya merasakan perbedaannya. Kamu punya waktu setengah jam untuk menggambarkan apa yang telah kamu alami dalam lima tahun terakhir. Jika kamu ingin perhatian, kamu membayar pengacara puluhan ribu syikal," ujar Saidia kala itu.
Netanyahu terkejut
Netanyahu mengatakan bahwa sangat terkejut dengan berita bakar diri Saidian. "Saya bertekad untuk melakukan reformasi lengkap cara kita merawat para veteran kita yang cacat dan terluka," katanya.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengumumkan penyelidikan menyeluruh untuk menemukan alasan peristiwa tragis itu. Kementerian Pertahanan berjanji untuk secara substansial meningkatkan perlakuan terhadap tentara pascatrauma.
Semua warga negara Yahudi dan Druze Israel yang berusia di atas 18 tahun dikenakan wajib militer untuk menjadi tentara. Sementara, 20 persen populasi Arab Israel dan beberapa orang Yahudi ultra-Ortodoks dikecualikan dari kewajiban tersebut.[ROL]