Suap Penyidik KPK Rp 1,5 Miliar Untuk Hentikan Kasus, Tere Liye: Setan Pun Malu

Setan Pun Malu

Penjelasan kronologis dari Ketua KPK ini perlu dibuktikan di pengadilan. Tapi karena dia Ketua KPK, maka penjelasannya tidak bisa dianggap enteng.

Di tengah hiruk pikuk utang negara meroket, Menteri PDIP, Menteri Gerindra diciduk, mudik tidak boleh, dll, dsbgnya, kasus penyidik KPK yang diduga berusaha mengurus kasus walikota Tanjungbalai sungguh serius. Kalian sudah tahu kasusnya? Belum? Ayo baca. Jangan cuma baca gosip masalah keluarga artis.

Menurut penjelasan Ketua KPK terkait kasus ini: Oktober 2020, Penyidik KPK dari Kepolisian yg bernama (AKP) SRP melakukan pertemuan dengan walikota Tanjungbalai MS di rumah dinas AZ, Wakil Ketua DPR di Jakarta Selatan. Dalam pertemuan tersebut, AZ memperkenalkan SRP dengan MS terkait penyelidikan dugaan korupsi di pemerintahan Kota Tanjungbalai yang sedang dilakukan KPK agar tidak naik ke tahap penyidikan dan meminta agar SRP dapat membantu supaya permasalahan penyelidikan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh KPK.

Menindaklanjuti pertemuan di rumah AZ, kemudian SRP sepakat untuk membuat komitmen dengan MS terkait penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi di Pemkot Tanjungbalai untuk tidak ditindaklanjuti oleh KPK dengan imbalan uang sebesar Rp 1,5 miliar. Maka bergulirlah kejadian ini. Penyidik KPK tsb telah diciduk. Kasus ini mulai terkuak.

Fantastis. 

Kalian bayangkan rangkaian kejadian ini. Dan penjelasan ketua KPK ini menyebut nama wakil ketua DPR, Azis Syamsuddin. 

Bayangkan, mereka duduk di sofa mewah, rumah megah, dengan pendingin ruangan menyala, tertawa, lantas tertawa, dan tertawa lagi. Menyepakati persekongkolan luar biasa agar lolos dari perkara hukum. Mereka tertawa, tertawa dan tertawa lagi. 

Sementara Nenek Minah yang 'mencuri' 3 buah kakao, duduk di kursi pesakitan. Nangis tersedu dihina sedemikian rupa. Nenek Minah jadi penjahatnya. Orang2 ini, mereka tertawa, tertawa dan tertawa lagi. Bersekongkol. 

Sungguh, netizen, di mana sih kebencian kalian atas korupsi, kolusi, menyuap, dll ini? Coba tengok akun medsos kalian? Apakah pernah kalian berteriak lantang menunjukkan kebencian kalian? Di tempat kerja, apakah pernah kalian menunjukkan kebencian kalian pd prilaku mencuri? Di sekolah kalian? Apakah pernah kalian menunjukkan kebencian kepada menyontek, dll, juga korupsi dana BOS? Di desa2 kalian yg penuh dana desa, pernah kalian berisik melawan penyalahgunaan dana tsb? Atau jangan2 kalian malah bagian yg membiarkan itu terjadi.

Duhai, di negeri ini, setan pun malu. Karena mereka kalah kelas dibanding manusia. Setan tidak perlu capek2 kerja di sini. Manusia sudah mengambil-alih tugasnya.

(By Tere Liye)

*fb penulis

Baca juga :