[PORTAL-ISLAM.ID] TEL AVIV - Seminggu setelah pemilihan umum (pemilu) Israel berakhir dengan jalan buntu, Nasib perpolitikan Israel bergantung pada salah satu partai Islam Israel, United Arab List atau yang lebih dikenal dengan akronim Ra'am.
Pemilu Israel yang keempat kalinya dalam dua tahun terakhir itu, tidak mampu memberikan hasil signifikan yang cukup untuk menentukan calon yang berhak duduk di kursi Perdana Menteri.
Namun demikian, krisis politik ini bisa saja diselesaikan andai Ra'am setuju memberikan dukungannya kepada salah satu calon yang berkompetisi.
Dikutip dari The Time of Israel, Jumat (02/04/2021), Mansour Abbas, ketua Partai Ra'am, diprediksikan akan mengumumkan keputusannya itu pada Kamis pekan mendatang.
Sebelumnya, Partai Ra’am secara mengejutkan mampu bersaing dalam pemilu Israel pada 23 Maret dan memperoleh empat kursi di Parlemen Israel (Knesset).
Partai Ra’am awalnya bergabung dengan aliansi partai-partai Arab, Joint List. Namun beberapa bulan sebelum pemilu, Partai Raam memutuskan keluar dari aliansi.
Sejauh ini, belum ada indikasi kuat yang dapat digunakan untuk menerka ke mana Abbas akan menitipkan dukungannya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Warga Yahudi Israel sendiri sejatinya juga keberatan untuk mempercayakan kebijakan negara Yahudi itu ikut ditentukan oleh orang-orang Islam dan berdarah Arab.
(Sumber: SuaraPalestina)