MEDIA TIDAK PANTAS MENJADIKAN KASUS TERORISME LUCU-LUCUAN !!!
Oleh: Azwar Siregar*
Maaf kan saya kalau membuat Tulisan yang sedikit keras. Kemungkinan akan rentan menyengat seseorang atau Institusi tertentu.
Begini ya, saya haqqul yakin semua orang normal dan yang waras di Negara ini pasti setuju agar Terorisme diberantas sampai ke akar-akarnya.
Semua Pelaku, Dalang dan siapa saja yang terlibat dalam kasus Terorisme dihukum seberat-beratnya. Bila perlu dibuat Penjara Guantanamo versi Lokal.
Tapi justru karena kita sepakat menjadikan Terorisme sebagai "Kejahatan yang tidak bisa dimaafkan", maka tidak boleh asal-asalan apalagi seperti memanfaatkan kasus Terorisme untuk tujuan Politis.
Mohon maaf. Sebelumnya saya begitu bangga dan begitu bersemangat dengan gerak-cepat Aparat Hukum kita membongkar Jaringan Teroris di Condet. Yes, Satuan Anti Teroris kita menurut saya salah satu yang terbaik minimal di Asia. Saya kasih Jempol.
Tapi saya sedikit "nyengir" membaca Gorengan Media yang katanya menemukan Atribut sebuah Ormas yang sekarang berusaha dibusukkan oleh Rezim Berkuasa.
Hal ini mengingatkan saya dengan kasus-kasus Terorisme sebelumnya. Setiap ada penangkapan Teroris, biasanya ditemukan juga atribut Ormas yang dianggap lawan atau sedang berusaha dilenyapkan oleh Penguasa. Kalau dulu Ormas Ha-Te-I. Sekarang Ormas Ef-Pe-I.
Saya bukan anggota Ormas manapun. Saya Ketua Partai Tirik Yaluk Indonesia. Kumpulan orang-orang cerdas dan kritis di Media Sosial. Jadi tidak perlu bersusah payah menuduh saya sedang membela kedua Ormas tersebut.
Hanya saja pola berulang seperti ini membuat orang-orang kritis seperti saya jadi "nyengir". Apalagi mengingat rekam-jejak Keributan yang dilakukan Anggota Ormas tersebut selama ini cuma main "Fentungan". Lebih kepada Konsep Tawuran. Bukan aksi Terorisme main Bom seperti yang terjadi sekarang.
Jadi dengan Tulisan ini saya menghimbau agar Media bersikap lebih Profesional. Membuat dan menyajikan Berita yang lebih berimbang. Jangan ikut-ikutan jadi corong Penguasa untuk membusukkan Ormas yang dibubarkan hanya karena dianggap "lawan" Penguasa.
Bisa saja benar memang ada ditemukan Atribut Ormas itu di Lokasi Penangkapan Teroris di Condet. Juga Atribut 212.
Tapi coba gunakan Nalar sedikit. Aksi 212 akan selalu dikenang sebagai salah satu aksi Demonstasi terbesar di Indonesia. Pesertanya jutaan orang. Bahkan beberapa sahabat saya yang Non Muslim ikut bergabung di Aksi tersebut. Berlangsung tertib dan damai. Jangankan menyakiti manusia, sehelai rumput pun tidak ada yang terluka.
Mungkin saja memang benar. Ada atribut tersebut. Saya lebih meyakini itu bagian dari upaya untuk membusukkan Ormas "Itu" dan 212.
Siapa saja bisa membeli bahkan memakai atribut Ormas "itu".
Sama seperti Seragam Polisi atau TNI. Bisa saja diam-diam dibeli seseorang. Tapi kalau dipakai yang bukan anggotanya, maka yang memakai kita sebut gadungan. Oknum gadungannya yang kita maki, bukan Institusinya.
Bahkan andai yang memakai seragam Polisi atau TNI adalah anggota asli. Terus ada Oknumnya yang berbuat kriminal. Tetap saja yang kita hujat adalah oknumnya. Bukan Institusinya. Karena kita tahu Institusi Polri dan TNI pasti bagus. Yang tidak bagus adalah Oknum-oknumnya.
Begitu juga dengan kasus ini. Andai benar ada atribut Ormas "itu". Atau sebut saja mereka anggota Ormas "itu" (saya sih tidak yakin). Tetap saja yang salah adalah oknumnya. Bukan Ormas-nya.
Saya kasih contoh:
Misalnya bulan lalu ada kasus seorang Anggota Polisi menembak Anggota TNI disebuah Cafe di Tangerang, yang salah ya Oknum, bukan Institusi!
Jadi paham ya?
Sekali lagi, pola yang dilakukan Media sekarang terlalu terang-benderang untuk membusukkan ormas "itu".
Tidak usah kita berdebat. Karena proses pembusukan terhadap Ormas "itu" memang sudah lama berlangsung. Bukan saja di Dunia Nyata. Termasuk di Dunia Maya. Bahkan sekedar menulis nama Ormas "itu" dan Imam Besarnya di Facebook sudah lama bisa mengakibatkan Akun dibanned.
*fb penulis
MEDIA TIDAK PANTAS MENJADIKAN KASUS TERORISME LUCU-LUCUAN !!! Maaf kan saya kalau membuat Tulisan yang sedikit keras....
Dikirim oleh Azwar pada Senin, 29 Maret 2021