IBU-IBU TOXIC
By Fissilmi Hamida
Banyak ibu-ibu toxic di postingan hilangnya anak 7 tahun bernama Nesa Alana Karaisa (Ara) di berbagai social media.
Kenapa toxic?
Karena alih-alih mendoakan atau komen bernada support, mereka justru berkomentar,
"Makanya, kayak saya dong, anak nggak tak biarin main di luar."
"Duh, untung deh aku selalu larang anakku main di luar."
"Inilah kenapa anak-anakku kularang main ke rumah temen. Kalau kejadian gini kapok kan ortunya."
Dan komen toxic lainnya.
Mungkin akan ada yang berkilah,
Lho, apa salahnya? Mereka kan cuma bersyukur.
Hellaw ... emang nggak bisa bersyukurnya dalam hati aja? Tanpa sesumbar nggak tahu momen gini?
Momennya.
Momennya.
Momennya.
Bersyukurnya nggak salah.
Momennya yang salah.
That's why komen mereka ini toxic.
Orang tua Ara sudah pasti depresi luar biasa, apa lagi Ara hilang sudah 4 hari lamanya. Mereka juga pasti menangis dengan benak dipenuhi penyesalan berwujud pengandaian, 'seandainya kemarin ....' 'Seandainya aku ....'
Jadi, jangan tambahi beban mereka dengan komen toxic tentang betapa hebatnya kalian menjaga anak.
Semoga orang tua Ara nggak membaca komen-komen toxic begini dan Ara segera ditemukan sehat wal alfiat, segera kembali.
Ara, Sayang.
Pulang, Nak.
Mama papamu rindu.
🥺🥺🥺🥺🥺
***
[UPDATE]
Alhamdulillah pagi ini, Sabtu (27/3/), sudah ditemukan.