Kalau untuk buzzer dan influencer, kita ini bertingkah seperti negara kaya raya. Dana yang digelontorkan untuk menggaji buzzer dan influencer seperti tidak terbatas. Seolah-olah anggaran kita sangat melimpah. Bisa-bisanya pengangguran seperti Abu Janda punya penghasilan layaknya seorang Presiden Direktur, hanya bermodal gadget dan fitnah.
Kesel pajak dipakai buat yang begituan.
Tapi jika menyangkut pendidikan dan kesehatan, kita bersikap seperti negara sangat miskin. Tiba-tiba anggaran kita jadi sangat terbatas. Untuk menggaji guru honorer dengan gaji yang layak saja kita masih merasa berat. Tunjangan nakes yang sedang berjuang menyelamatkan korban pandemi sempat-sempatnya dipotong.
Gini kok ngimpi mau jadi negara maju.
(By Wendra Setiawan)
