Bahkan Monyet Lebih Ber-ahklak


Bahkan Monyet Lebih Ber-ahklak

Ada sebuah rumah, kemalingan, hilang sudah isi rumah itu. Pemilik rumah tadi malam tidak mengunci pintu rumahnya. Kalian tahu apa komen orang2?

Sebagian besar akan komen: "Salah sendiri, kenapa nggak dikunci pintu rumahnya." atau "Lain kali, kunci dong pintu rumahnya."

Hari ini, orang2 entah kenapa mulutnya kejam sekali. Jahat sekali. Pun ketika menulis komen, dsbgnya. Cepat sekali menyambar, dan isinya sangat kejam. Komen2 ini salah fatal. Kacau balau logikanya. Kok yang dikomentari malah korbannya? Salah dia gitu?

Apa salah pemilik rumah? Memangnya dia dosa, masuk neraka gara2 dia tidak mengunci pintu rumahnya? Se-senti pun dia tidak bersalah. Lantas kenapa dia malah disalahkan? Sudah kemalingan, disalahkan pula. Apakah pemilik rumah melanggar UU? Melanggar etika? Melanggar agama dengan tidak mengunci pintu rumahnya?

Seriusan, jika kalian hanya sibuk menyalahkan pemilik rumah, kalian benar2 telah menjadi orang dengan hati yang gelap. Dia itu korban. Kenapa elu nggak menghujat pencurinya? Kenapa elu nggak fokus menyalahkan penjahatnya? Atau elu sama tabiatnya dengan penjahat tsb?

Hari ini, dalam perkara apapun, kasus ini bisa jadi cerminan. Orang2 lupa esensi sebuah kejahatan. Dia malah fokus mengomentari korbannya. Ngapain elu malah nyinyirin korbannya? Dia mau ngunci pintu, dia mau lupa kek, dia mau apapun alasannya, pemilik rumah toh sudah menutup pintu tsb. Yang salah itu pencurinya. Karena kalau dia orang baik, bahkan nemu uang sekarung di jalan, dia tidak mau ambil. Lah ini jelas2 menyelinap malam2, maling.

Tapi netizen hari ini, mau bagaimana lagi, jarinya lebih cepat bergerak dibanding kepalanya berpikir, tidak sempat merenungkan hakikat sebuah kejadian. Siapa sebenarnya yg salah. Semua serba instan. Bahkan komenpun instan. Hajar saja, yang penting komen. Tidak ada momen berpikir, jangan2 komen saya ini receh sekali. Atau yg lebih serius, jangan2 komen saya ini menyakiti korban kemalingan. Dan terus, tapi, tapi, tapi, kan tapi tetap salah pemilik rumah dong. Yes, terus saja mengotot dia paling bijak.

Saking bijaknya, bahkan ada netizen yang komen: "Dasar goblok memang pemilik rumahnya. Sudah tahu banyak maling, pintu tidak dikunci. Goblok banget." Atau ada yang komen: "Hahaha, rasain itu pemilik rumahnya, rumah kok nggak dikunci." atau, "Mampus elu. Lagian biasa sajalah. Cuma kemalingan ini."

Lihatlah! Bahkan monyet lebih berahklak dibanding orang ini. Dia memaki dan menertawakan orang yang sedang dizalimi. Bahkan, jangan2, sebenarnya hewan lebih mulia lagi, analogi ini bisa diprotes oleh mereka.

(Tere Liye)

Baca juga :