Tawuran Antar Ex Pendukung Prabowo


"Bang, itu kawan-kawan abang mantan pendukung 02 tawuran di medsos, apa ngga bisa dibantu damaikan...?", isi WA seorang sahabat.

Kawan. Saya ini sebenarnya merasa seorang Negosiator dan Mediator yang jempolan. Tapi jujur saja, untuk menyatukan kembali Kalengers dengan K-24 itu rasanya jauh lebih sulit daripada menyatukan Jerman Barat dan Jerman Timur. Jerman Barat dan Jerman Timur pemisahnya cuma Tembok Berlin. Sedangkan mereka yang sekarang berseteru ini dipisahkan oleh cinta....

Untuk mendamaikan kembali eks Pendukung Prabowo jauh lebih berbahaya daripada mendamaikan Korea Utara dengan Korea Selatan

Kalau mendamaikan Korea Utara resikonya paling cuma dinuklir sama si Kim Jong Un. Sedangkan mendamaikan eks Pendukung Prabowo (baik yang pro maupun yang udah anti) resikonya bisa di mapping, anak-istri dilibatkan, adu kaya, adu cantik dan adu ganteng, dan adu-aduan lainnya.

Saya coba pernah WA di pihak sana, saya dianggap perwakilan pihak sini. Saya ngobrol dengan pihak sini, saya dianggap pro kesana. Ujung-ujungnya saya dianggap bermain dua kaki, padahal lebih tepatnya saya lebih sering ongkang kaki. Ya sudah, saya menyerah.

Sekedar berbagi pandangan...

Buat kawan-kawan yang Kalenger, saya pikir sah-sah saja kalau misalnya beberapa mantan kawan-kawan kalian yang dulu selalu bersama tetap nunut sama Prabowo sampai mati. Itu adalah pilihan politik. Kepercayaan. Cinta. Tolong dihormati. Tolong dimengerti.

Saya sendiri sampai sekarang (bagi yang satu group W/A pasti sudah tahu sikap saya ini), bisa memahami keputusan Prabowo bergabung dengan rezim. Ini sikap politis. Prabowo itu Politikus. Seperti tulisan saya yang dulu, saya dan Prabowo sekarang berbeda Perahu tapi mungkin saja masih tetap satu tujuan. (Mungkin lo ya...)

Sebaliknya buat K-24, seharusnya tidak perlu terlalu reaktif menanggapi kritikan, bullyan atau bahkan hujatan kepada Prabowo. Ini resiko Prabowo sebagai tokoh politik, apalagi dia memutuskan bergabung dengan rezim yang dulu dia lawan. Sikap reaktif dan membela mati-matian membuat anda-anda tidak ada bedanya dengan Jokower dan Ahoker. Jokower dan Ahoker juga mati-matian membela "tuan" mereka. Tidak perduli benar atau salah. Jadi wajar kalau kalian dianggap mengkultuskan manusia.

Kemarin saya dan Ustadz Alona MangOhim berencana membuat Aplikasi Market Place berbasis Android khususnya buat emak-emak ex pendukung Kosong Dua. Jadi emak-emak dan sekalian yang bapak-bapak yang hobby dagang dan bisnis bisa lebih mudah berinteraksi dan bertransaksi.

Tapi melihat kondisi sekarang, sepertinya lebih menjanjikan untuk membuat Aplikasi Tawuran Online. Peminatnya pasti membludak. Uang mengalir jadi banyak.

Nanti yang mau perang di medsos kita fasilitasi. Boleh pakai akun real, akun anonim dan bahkan boleh halu. Bebas-bebas aja. Tapi pas giliran waktu sholat semua harus istrahat. Perang ya perang, ibadah ya beribadah. Jadi "pertempurannya" semoga berkah.

Minimal jadi berbeda dengan mereka yang disebelah sana. Yang selama ini kita tertawai dan jadikan lelucon.

Atau sekarang giliran kita yang dijadikan badut?

Memalukan....! Usir dia dari kampung ini...!!!

(Jadi ikutan mbak Ciby) 🤣🤣🤣

#TY

By Azwar Siregar

Baca juga :