[PORTAL-ISLAM.ID] Turki berada dalam "periode pemulihan yang sangat kuat" berdasarkan data ekonomi awal Juni ini, kata Presiden Erdogan, Senin (29/6/2020).
Indeks kepercayaan ekonomi Turki naik tajam menjadi 73,5 pada Juni, otoritas statistik negara itu mengumumkan pada Senin, menambahkan bahwa angka itu melonjak 19,1% dari 61,7 bulan lalu karena Turki melonggarkan pembatasan terkait coronavirus
"Pertumbuhan 4,5% pada kuartal pertama adalah bukti terbesar dari kekuatan dan potensi ekonomi Turki," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah pertemuan kabinet di kompleks kepresidenan di Ankara, ibukota Turki, Senin.
Dia menekankan bahwa Turki akan menjadi salah satu "negara bintang" di dunia untuk membentuk kembali dirinya setelah pandemi covid-19.
Dalam tiga minggu pertama bulan Juni, ekspor negara tersebut juga telah meningkat sebesar 25% setelah pencabutan sebagian langkah-langkah di seluruh dunia.
Bisnis yang berhenti untuk jangka waktu tertentu juga telah memulai kembali kegiatan ekonomi mereka dengan 1 Juni ketika negara itu memasuki proses normalisasi bertahap.
Turki juga akan memperpanjang sistem dukungan upah selama satu bulan untuk terus mengimbangi dampak dari pandemi coronavirus dan penguncian terkait, kata Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Berbicara setelah rapat kabinet, Erdogan mengatakan bantuan tunai untuk keluarga berpenghasilan rendah juga akan diperpanjang selama sebulan. Dia mengatakan TL 18 miliar ($ 2,6 miliar) telah dicairkan sejauh ini di bawah dua program.
Turki telah memberikan dukungan TL 39,24 per hari (Rp 80.000/hari) kepada pekerja yang dipaksa mengambil cuti yang tidak dibayar karena wabah koronavirus, sementara kontrak pekerja tidak dapat dibatalkan kecuali dalam situasi yang tidak berbelas kasih. Pembayaran asuransi kesehatan umum mereka juga diatur untuk ditanggung oleh negara.
Selama periode pandemi, negara ini juga telah membayar 60% dari gaji staf perusahaan yang dipaksa keluar dari bisnis karena force majeure, seperti pandemi, dengan tunjangan kerja jangka pendek ini, yang akan diperpanjang hingga Juli. Ini mulai berlaku pada bulan Maret tak lama setelah kasus COVID-19 pertama diidentifikasi di Turki.
Negara ini juga telah memperpanjang larangan tiga bulan PHK yang diberlakukan pada bulan April selama tiga bulan lagi, seperti yang diumumkan oleh Menteri Keluarga, Perburuhan dan Layanan Sosial pada 17 Juni.
Erdogan mengatakan bahwa dalam hal kegiatan ekonomi, level Maret sedang didekati langkah demi langkah dengan proses normalisasi.
(Sumber: Anadolu, Daily Sabah)