[PORTAL-ISLAM.ID] Media online pakai nama "Islami" tapi menuding film animasi Nussa-Rara dengan label "Islam Kaku".
Sontak kena hantaman balik dari publik.
"Apa indikator "Islam Kaku" itu?
Kok beragama harus selalu sesuai standar mu sih?
Saya sebagai penikmat kartun ini merasa semua baik2 saja. Pesan moral yg disampaikan jg luwes.
Ini karya anak bangsa, tapi belum apa2 sudah dikritik dengan kritikan sampah seperti ini...," ujar @Eeelam_san.
Hal senada disampaikan akun twitter @vierda.
"Kartun Nussa ribut dibilang "Islam kaku". Ada kartun yang terang2an promo hubungan sesama jenis kagak ada suaranya," ujarnya.
Seperti diketahui, film animasi Nussa awalnya cuma tayang di Youtube.
Nussa telah eksis di YouTube sejak 2018 yang dalam dua hari penayangannya bikin Nussa Official tembus 100 ribu subscribers.
Film ini sukses dan mendapat pujian luas.
Serial animasi Nussa meraih penghargaan sebagai Film Animasi Pendek Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2019 pada 8 Desember lalu. Film animasi dengan karakter Nussa dan Rara ini menarik perhatian masyarakat dan menjadi contoh sukes tontonan yang edukatif bagi anak-anak dan keluarga.
Dan di bulan Ramadhan ini, film animasi islami ini karya anak bangsa ini semakin terkenal ditayangkan oleh Trans TV Selama Ramadan.
"Ustadz2nya nggak laku, Nusantara diklaim. Gelombang hijrah menjamur, mereka mendengki. Sekarang film animasi orang lain sukses, mereka blingsatan lagi. Kalo gak mampu bersaing ya jadilah pecundang yg baik," sindir akun @malakmalakmal.
Apa indikator "Islam Kaku" itu?— ɯɐlƎ (@Eeelam_san) May 14, 2020
Kok beragama harus selalu sesuai standar mu sih?
Saya sebagai penikmat kartun ini merasa semua baik2 saja. Pesan moral yg disampaikan jg luwes.
Ini karya anak bangsa, tapi belum apa2 sudah dikritik dengan kritikan sampah seperti ini...
Kartun Nussa ribut dibilang "Islam kaku".— VMN (@vierda) May 15, 2020
Ada kartun yang terang2an promo hubungan sesama jenis kagak ada suaranya.
Ustadz2nya nggak laku, Nusantara diklaim. Gelombang hijrah menjamur, mereka mendengki. Sekarang film animasi orang lain sukses, mereka blingsatan lagi. Kalo gak mampu bersaing ya jadilah pecundang yg baik.— Akmal Sjafril (@malakmalakmal) May 15, 2020