Surat Terbuka Untuk Komunitas Kristen ARK QAHAL Pembagi "Nasi Anjing"


Surat Terbuka Untuk Komunitas Kristen ARK QAHAL Jakarta

Hei bung! Apa tujuan anda membagikan makanan ke fakir miskin dengan stempel 'Nasi Anjing'?! Sungguh, cara yang anda lakukan itu menjijikkan! Beginikah prilaku kaum yang mengklaim dirinya mengerti makna toleransi, setia pada Pancasila dan NKRI?

Pastikan sebelum melakukan kegiatan sosial, otak anda bebas dari bakteri dan cacing kremi. Pastikan anda memahami ungkapan "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Karena dengan itulah harmoni akan tercipta di negeri ini. Namun yang barusan anda lakukan, ternyata hanya sebuah provokasi murahan.

Ini adalah Indonesia, dimana 86% penduduknya memeluk agama Islam. Dimata anda, anjing hewan yang setia. Sah-sah saja berkata seperti itu, kami menghargainya. Tapi mohon hargai juga ajaran agama kami. Karena dalam Islam, air liur anjing itu tergolong najis, dagingnya haram dikonsumsi sama seperti babi.

Lalu kenapa anda masih nekat membranding nasi bungkus itu dengan nama 'nasi anjing'? Padahal lauk pauknya bukan daging anjing. Jauh lebih pantas bila nasi bungkus itu diberi stempel burung Beo, Pinokio atau tjap Plonga plongo. Kenapa mesti anjing? Terindikasi anda memanfaatkan bulan ramadhan untuk ajang pansos sekaligus memancing keributan.

Sebagai ummat Nasrani, anda seharusnya mencontoh semangat bunda Theresa. Separuh hidupnya dihabiskan dengan melakukan kegiatan sosial di Calcutta, India. Ia paham dimana kakinya berada, Kristen dan Katholik menjadi minoritas disana. Bunda Theresa paham kalau ummat Hindu dilarang mengkonsumsi daging sapi. Bunda Theresa paham kalau ummat Islam dilarang mengkonsumsi daging babi. Maka dari itu, ia tak pernah melakukan kegiatan pembagian nasi bungkus dengan embel-embel sapi atau babi. Bunda Theresa membantu orang miskin India dengan menyediakan pengobatan gratis, memberi selimut dan pakaian bekas bagi yang tak berbusana, memberi sekerat roti bagi fakir miskin yang kelaparan. Itulah yang dinamakan solidaritas, dilakukan atas dasar prinsip-prinsip humanitarian.

Teruntuk Ark Qahal di Jakarta. Yang anda lakukan sejatinya bisa digolongkan sebagai pelecehan. Kelakuan kalian mirip anjing yang suka kencing sembarangan.

Etis gak sih kalau saat hari raya imlek tiba, gue membagikan 5000 kantong bubur nasi kepada etnis Tionghoa miskin yang ada di kota Singkawang? Jelas tidak. Kenapa? Karena saat perayaan Imlek, orang Tionghoa menganggap bubur nasi sebagai jenis makanan yang dilambangkan bisa membawa sial.

Kalaupun merasa kasihan dengan nasib orang-orang tionghoa miskin di Singkawang, gue lebih prefer memberi mereka makan nasi padang.

Begitulah adab dan etika memberi bantuan ke sesama manusia. Pahami dulu budaya dan ajaran agama yang mereka anut.

(By BZH)
Baca juga :