KARTU PRANK KERJA


KARTU PRANK KERJA

Sebuah cerita fiksi dari negeri taeklan

Dikarang secara bebas oleh Jonru Ginting untuk keperluan hiburan semata.

Jadi Begini Ceritanya, Bro:

Negeri Taeklan dipimpin oleh seorang Raja yang gemar berbohong, doyan tipu-tipu, dan sebenarnya dia hanya menjadi boneka yang disetir oleh pengusaha yang dulu mendanainya saat kampanye.

Jadi, si Raja ini sebenarnya sering membuat proyek pembangunan, yang selalu dicitrakan sebagai "proyek untuk rakyat", namun ternyata itu benar adanya.

Proyek-proyek tersebut memang benar untuk rakyat. Yaitu rakyat yang berstatus pengusaha, yakni pengusaha yang dulu mendanai kampanye si Raja.

Jadi, proyek-proyek tersebut adalah wujud balas budi si raja terhadap investor. Ini soal bisnis saja sebenarnya. Bisnis antara penguasa dan pengusaha.

Nah, si pengusaha ini punya anak berusia 25 tahun, yang iri sama bapaknya.

"Pap, masa yang dapat proyek cuma papi doang? Aku juga mau dong," ujarnya merengek.

"O, tenang Anakku. Apa sih yang tidak bisa kita lakukan di negeri ini? Semua bangsat eh.. pejabat... sudah kita beli. Mereka semua manut sama kita, kok."

"Wah asyikkkk! Jadi gimana caranya agar aku juga dapat proyek seperti papi?"

"Gampang! Papi akan hubungi raja yang dungu dan tak berdaya itu. Papi akan suruh dia untuk mengangkat kamu jadi stafkus."

"Stafkus itu apa, Pap?"

"Itu singkatan Nak."

"Singkatan dari apa?"

"Staf yang ruang kerjanya persis di sebelah kakus."

"O gitu. Tapi tidak bau kan, Pap?"

"Tenang aja. Walaupun misalnya kantor kamu bau, Papi jamin isinya akan BAU UANG selalu."

"Asyik!!!"

Maka singkat cerita, si anak pengusaha - sebut saja namanya Karun - pun diangkat oleh raja menjadi STAFKUS.

Namun sebelum diangkat, si raja terlebih dahulu curhat pada si pengusaha.

"Saya lagi bingung nih, bro."

"Bingung kenapa?"

"Waktu kampanye saya kan menjanjikan kartu prank kerja untuk rakyat. Namun seperti yang engkau tahu, saya ini kan hobi bohong. Saya menjanjikan itu cuma asal ngomong aja kok, hehehehe..."

"Hehehe... Iya bro, saya paham kok."

"Karena itu, saya lagi bingung nih. Saya ingin melakukan sebuah pencitraan, agar para pemuja saya yang goblok-goblok itu percaya bahwa saya menepati janji. Gimana ya, caranya?"

"O tenang bro. Soal itu, Serahkan pada Karun. Dia ahlinya. Gak percuma saya titipkan Karun untuk bekerja dengan ente. Dia lulusan luar negeri, lho. Orangnya sangat cerdas. Pokoknya bisa diandalkan."

"Wah terima kasih banyak bro. Jadi gimana Karun? Apa ide kamu?"

* * *

Tak perlu saya ceritakan bagaimana pembicaraan selanjutnya. Tidak penting. Yang penting adalah: Karun akhirnya mendapat proyek senilai 100 triliun dari sang raja. Dengan dana sebesar itu, dia bisa membeli gedung sebagai kantor, membayar ratusan karyawan, dan mengoperasikan perusahaan barunya, yang bergerak di bidang pengadaan dan pengelolaan kartu prank kerja.

Sekadar info, proyek kartu prank kerja itu diberikan kepada Karun tanpa tender sama sekali. Pokoknya asal tunjuk gitu aja.

Kok bisa? Ya bisa dong. Negara Taeklan kan punya mereka. Jadi sesuka-suka mereka aja mau berbuat apa. Bebas sebebas-bebasnya.

Jadi, Anda Pembaca Sekalian tidak perlu heran. Yang perlu Anda lakukan adalah MENYIMAK CERITA SELANJUTNYA di bawah ini.

* * *

Di sebuah perkampungan kumuh, tersebutlah seorang rakyat jelata bernama Paijo. Dia seorang kuli yang sedang kehilangan job, tidak punya penghasilan apapun.

Karena itu, saat mendengar ada program kartu prank kerja, Paijo sangat bergembira dan penuh antusias. Dia segera mendaftar lewat website. Proses pendaftaran yang sangat mudah dan sistemnya canggih, membuat Paijo makin senang dan girang. Tapi bukan tante girang lho ya... :)

Paijo pun makin senang dan berbahagia karena setelah mendaftar, saldonya yang awalnya nol langsung bertambah jadi 5 juta.

"Wah! Keren! Uang sebanyak ini cukup untuk biaya hidup keluargaku selama satu bulan," ujarnya di dalam hati dengan penuh kegembiraan.

Maka, Paijo pun makin senang menjelahi website kartu prank kerja tersebut.

Tapi Paijo mulai agak sebel karena uang 5 juta tersebut ternyata tidak bisa dicairkan. Tidak bisa dimasukkan ke dalam dompet untuk dipakai belanja sayuran, beras dan semur jengkol. Saldo 5 juta tersebut hanya bisa digunakan untuk mendaftar pelatihan online.

Ada berbagai materi pelatihan online (berbasis video) yang bisa dipilih. Mulai dari pelatihan cara mencari uang lewat youtube hingga cara mencari uang lewat proyek stafkus. Hehehe maaf bercanda :)

Paijo pun berpikir, "Ya tak apalah. Siapa tahu setelah mengikuti pelatihan ini, saya bisa jadi pintar, keahlian bertambah. Kalau keahlian bertambah, aku pasti lebih mudah cari kerjaan baru."

Maka, Paijo pun dengan penuh semangat mendaftarkan diri pada sejumlah pelatihan online. Dia tonton video-nya penuh semangat. Dan tanpa disadarinya, saldo 5 juta tadi pun ludes tak berbekas. Kembali ke angka nol sepertu meteran SPBU.

Lalu Paijo pulang ke rumah dengan penuh harap serta impian. Dia berharap setelah ini akan mendapatkan pekerjaan baru, sehingga keluarganya kembali punya penghasilan.

Saat perjalanan pulang ke rumah, dia ketemu dengan Badu, teman lamanya yang jarang bertemu.

"Paijo, lu dari mana?"

"Dari cafe sebelah. Di sana kan ada wifi gratis. Gue online di situ agar bisa mengikuti pelatihan online kartu prank kerja."

"O gitu. Lu ambil pelatihan apa aja?"

"Pelatihan cara mendapatkan duit dari youtube, pelatihan cara mereperasi sepeda motor, pelatihan bla..bla.. bla..."

"Wah bagus, ya."

"Iya dong."

"Pelatihan itu gratis semuanya?'

"Bayar."

"Lha, lu bayarnya pake apa? Emangnya lu punya duit?"

"Santai, bro. Bayarnya pake saldo kok. Gue dapat saldo 5 juta dari raja kita yang luar biasa itu. Gak salah kan, dulu gue milih dia? Raja baik banget ngasih kita saldo 5 juta utk biaya pelatihan online."

"Yaelah bro," si Badu pun tertawa ngakak. " Pelatihan-pelatihan yang lu sebutkan tadi itu, semuanya sudah ada di Yotube, bisa lu tonton gratis. Ngapain lu pake daftar kartu prank kerja segala?"

"Ya, gak ada salahnya kan, gue daftar? Toh biaya pelatihannya ditanggung oleh raja. Gue gak rugi apapun."

"Emang sih, lu gak rugi secara materi. Tapi lu sadar gak sih, kalo lu cuma dikerjain?"

"Dikerjain gimana?"

"Lu bayangin aja. Si Karun dapat proyek kartu prank kerja dari raja, nilainya 100 triliun, beritanya ada di media. Si Karun makin kaya dari proyek itu.

Uang 5 juta yang dimasukkan ke saldo lu, itu cuma saldo virtual. Artinya, walau saldo lu nambah, uangnya tetap di rekening bank si Karun, gak pindah ke mana-mana, gak pindah ke dompet atau rekening lu.

Jadi orang-orang kayak lu ini cuma dikerjain, cuma dijadikan tameng, agar kedok pelatihan online itu terkesan riil dan sungguhan, karena ada pesertanya. Lu cuma dikerjain. Lu cuma kena prank. Apa lu gak sadar? Nama kartunya aja kartu prank kerja. Lu aja yang terlalu bego sehingga tidak menyadari pembohongan publik segamblang itu."

"Yaelah Badu, lu ini kenapa sih? Lu dari dulu gak pernah berubah ya. Tetap aja memfitnah raja, menjelek-jelekkan raja. Apa sih yang udah lu perbuat untuk negeri ini? Kalo lu gak suka sama raja, sama pindah aja ke wuhan, biar kena corona lu!"

Lalu Paijo pun segera berlalu dari situ, meninggalkan Badu yang geleng-geleng kepala melihat kegoblokan sahabatnya itu yang belum sembuh juga.

Jakarta, 19 April 2020

(Jonru Ginting)

Baca juga :