Pengungsi Syiria, Kemunafikan Eropa


Pengungsi Syiria

"Di negara kami, sudah ditampung 3.7 juta pengungsi. Tidak termasuk pengungsi yang berada di garis perbatasan. Kalau tata politik Eropa masih kental kemunafikannya terhadap kasus Idlib dan Syiria, kami katakan, sudah tidak sanggup lagi menampung pengungsi hingga 5 juta orang", tegas Presiden Erdogan.

Nampaknya, Eropa berada di posisi sulit. Menerima pengungsi, tentu berbahaya bagi masa depan UE. Konfigurasi demografi, akan memihak Islam. Tapi mereka termakan teori sendiri soal HAM, humanisme, demokrasi, dll. Mendukung Presiden Erdogan, sama artinya membiarkan Turki di posisi leader, tentu gengsi dong!

Kemarahan Turki atas ambivalensi Eropa, NATO dan AS memuncak usai 33 prajurit Turki dibombardir Assad-Russia. Hak perlindungan NATO hanya aktif di media, bukan di lapangan. Permintaan rudal patriot ditolak. Sekjen NATO di twitternya, malah seakan menganggap masalah Turki bukan masalah NATO.

Presiden Erdogan telah membaca arah kebijakan itu. Selama 9 tahun Turki berdiam sembari mematangkan produksi alutsistanya. Upgrade F-16 Turki, Drone Kamikaze, rudal anti pesawat udara ke udara darat ke udara, tank baja, telah siap. Plus tim Kemenhan dan Panglima setiap angkatan solid.

F-16 Turki misalnya, kini sistem elektriknya tidak lagi "dikontrol" AS. Ujicoba 3 hari lalu, pesawat tersebut sukses menjatuhkan pesawat MIG Rusia. Drone Turki tidak terdeteksi sistem anti pesawat canggih Rusia. Rudal-rudal Turki sangat presisi dan akurat menembak sasaran.

Kekuatan alutsista didukung tim intelejen Turki yang menakutkan Israel, Mesir, Saudi, UAE, Yunani. Kepala intelejen Mesir harus berkeliling untuk mengkonsolidasikan kekuatan intelejen blok Mesir-Israel-Saudi-Iran-Rusia-Yunani melawan intelejen Turki. Hakan Fidan termasuk target pembunuhan Israel.

Selain kekuatan intelejen. Turki memiliki tim diplomat handal. Gaush Oglu, Menlu Turki saat ini nampak mahir memainkan kartu diplomasi. Tampil percaya diri. Didukung akurasi data dan pemilihan diksi yang tepat. Ia memberlakukan setara terhadap semua Menlu. Tak ada inferior sedikitpun.

Nah. Semua senjata di atas, Turki diunggulkan fakta sebagai negara paling dermawan terhadap pengungsi. Penilaian berdasarkan pada kualitas penerimaan, proses, fasilitas, hingga kemudahan akses kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan untuk pengungsi. Semua dibagi PDB masing-masing negara.

Presiden Erdogan marah besar melihat tentara perbatasan Yunani menembaki pengungsi Syiria, menenggelamkan boat, dan menutup semua akses ke Yunani. Erdogan bergeming dengan pendiriannya: Eropa jangan mau enak sendiri. Bantu Turki lengserkan Assad, atau jutaan pengungsi Syiria membanjiri Eropa.

Baru 3 hari atas keputusan Turki, Eropa langsung bergerak dan bersuara. UE menawarkan 1 Milyar dollar untuk Turki, asal pengungsi tidak dibiarkan ke Eropa. Perancis melalui Presidennya berjanji mendukung Turki di Idlib. Jerman pun sama. AS mengirimkan delegasi. Tapi kafilah pengungsi tak berhenti.

"Ambil 1 M dollar kalian. Lalu Turki akan mengirimkan 1 Milyar yang sama agar Eropa mau membuka dan mengurus Pengungsi Syiria," tegas Presiden Erdogan. "Kami sering dibohongi kalian. Dukungan hanya di mulut telah membuat kami mual," ungkap Mr. Erdogan kepada Macroon, Presiden Perancis.

Adapun Arab dan organisasinya, seperti Liga Arab yang dikangkangi Mesir dan OKI yang kini dikomandani Saudi Arabia, nampak memilih berseberangan dengan kebijakan Turki. Buzzer semua negaranya, menyerang Presiden Erdogan dan di beberapa TV memasukkan Turki sebagai musuh syar'i. Termasuk fatwa Darr Ifta terbaru.

(By: Nandang Burhanudin)

[Pengungsi Syria dihalangi masuk Yunani]
Baca juga :