Jokowi Saja Yang Belum Mampu Atasi Banjir Bisa Jadi Presiden, Apalagi Anies Baswedan


[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat ini menjadi kepala daerah paling potensial untuk menjadi presiden berikutnya.

Berbarengan dengan itu, sebuah asumsi merebak ke permukaan yang menyatakan, langkah Anies dapat mulus menjadi orang nomor satu di Indonesia dengan catatan bisa menuntaskan persoalan banjir ibukota.

Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memberikan analisisnya.

"Pak Jokowi saja yang belum mampu mengurai banjir sampai sekarang masih bisa menjadi presiden," ungkap Pangi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/2/2020).

"Apalagi nanti Pak Anies mampu mengurai problem banjir, minimal mengurangi banjir saja, maka beliau punya kans dan potensial menjadi presiden RI menggantikan Jokowi," sambung dosesn UBK Jakarta ini.

Banjir adalah penyakit kota Jakarta sejak jaman baheula. Saat kota ini masih bernama Batavia, pemerintah Belanda kewalahan dengan genangan air yang kerap memenuhi wilayah itu. Maka dibuatlah beberapa kanal dan pintu-pintu air yang masih berfungsi hingga saat ini.

Infrastruktur di Jakarta menurut Pangi juga belum sepenuhnya mendukung untuk mengatasi problem banjir ini. Persoalan ini pun, lanjutnya, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

"Apalagi Anies baru 2 tahun menjabat, ayolah berpikir bijak dan rasional. Dibutuhkan masterplan dan pembangunan berkelanjutan," tutup pria yang akrab disapa Ipang ini.

Data menunjukkan, penaganan banjir ibukota dari tahun ke tahun menegalami perbaikan.

Berdasarkan data dari BMKG, Bappenas, dan BPBD, tahun 2013 (era Jokowi) curah hujan 100 mm/hari, luas wilayah terdampak 240 km2 di 599 RW. Pengungsi 90.913 di 2.250 tempat pengungsian. Tujuh hari baru surut.

Tahun 2015 (era Ahok) curah hujan 277 mm/hari. Luas area tergenang 281 km2 di 702 RW. Jumlah pengungsi 45.813 di 409 tempat pengungsian.

Tahun 2020 (era Anies) curah hujan 377 mm/hari. Luas area tergenang 156 km2 di 390 RW. Jumlah pengungsi 31.232 di 269 tempat pengungsian. Banjir surut setelah empat hari. [RMOL]

Baca juga :