Felix Siauw: Mengapa Jepang Bisa Maju? Mengapa Indonesia Tidak?


Mengapa Jepang Bisa Maju?

Padahal kalau kita teliti, banyak faktor justru seharusnya membuat Jepang tertinggal dibandingkan Indonesia. Mulai dari kalah perang, di-bom atom, sampai minim SDM.

Pertanyaan lain yang muncul biasanya, kenapa Jepang bukan Muslim tapi akhlaknya Islami, sedangkan Muslim tapi akhlaknya jauh dari Islam. Lalu jadi pembenaran, bahwa agama tidak perlu dalam hidup.

Pertama-tama, kita harus paham dulu, bahwa Jepang nggak se-sempurna itu. Dibalik hebatnya budaya dan teknologinya, Jepang punya banyak aib peradaban.

Dalam industri porno misalnya, Jepang sangat leading, bahkan mendapat sekira 300 trilyun pertahun dari sana, belum lagi kasus ikutan seperti aborsi dan lain halnya.

Kasus bunuh diri, menurunnya angka kelahiran secara drastis, kesulitan bergaul, workaholics hingga membahayakan hidup, perilaku cuek, menambah beban budaya.

Tapi mengapa mereka maju? Jawabannya sederhana, mereka tak peduli dengan agama, mereka hanya peduli dengan apa yang tampak, dengan dunia. Sekuler sempurna.

Maka di Jepang, mereka tak disibukkan dengan teori radikalisme yang mengancam negeri, ekonomi, budaya, atau mengancam segalanya, tidak peduli agama.

Yang mereka perhatikan detail itu korupsi, good governance, kebijakan yang baik, fasilitas umum, loyalitas, dan tahu diri. Daripada menanggung malu, lebih baik bunuh diri.

Itulah bedanya dengan kita, kita Muslim tapi sekuler, sekuler tapi nanggung. Maka kita sibuk dengan radikalisme, sibuk dengan terorisme, jadi topeng menutupi keburukan.

Kita sibuk menyalahkan radikalisme agama, sementara koruptor menghabisi sendi-sendi hidup, kita salahkan agama sumber intoleransi, sementara maling-maling jadi pejabat.

Kedua, kita harus tahu, di Indonesia, agama justru tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan, karenanya kehidupan jadi kacau dan tidak ideal, karena agama dipinggirkan.

Sebab agama itu bukan hanya ibadah, tapi juga politik-sosial, jadi jangan salahkan agama, wong agamanya saja nggak dipraktekkan, malah dijadikan sasaran tuduh.

Padahal kita bukan hanya mikir dunia, tapi juga akhirat. Dan sudah dikasih contoh terbaik, bukan dari dewa, bukan dari filsuf, tapi dari manusia terbaik, Rasulullah Muhammad.

Sudah sedikit terjawab?

By Felix Siauw [IG]

Baca juga :