Dokumen Rahasia Cina Bocor Ungkap Penahanan 1 Juta Muslim Uighur


[PORTAL-ISLAM.ID]  Washington DC – Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) mendapatkan bocoran dokumen rahasia milik pemerintah Cina yang mengungkapkan cetak biru dan strategi di balik penindasan atas muslim Uighur, Kazakh dan lainnya di Xinjiang. Dokumen itu termasuk adanya kegiatan intensif atas pemantauan yang intrusif, serta indoktrinasi budaya dan politik terhadap kelompok etnis Muslim.

Organisasi-organisasi HAM selama bertahun-tahun telah memperingatkan bahwa Cina menindas warga Uighur secara sistematis dan menghapus budaya serta agama mereka. Dokumen-dokumen baru itu merinci bagaimana pihak berwenang menggalakkan apa yang disebut “pendidikan ulang” ideologis bagi seluruh penduduk Cina di Uighur.

Orang-orang Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya yang dipenjara di dalam kamp, dibagi berdasarkan skor atau nilai seberapa baik mereka berbicara bahasa Mandarin yang dominan dan mengikuti aturan ketat, mulai dari mandi hingga penggunaan toilet. Skor atau nilai itu menentukan apakah mereka dapat meninggalkan kamp itu atau tidak.

Publikasi dokumen yang bocor ini hanya berselang satu minggu pascabocornya dokumen internal setebal 400 halaman di surat kabar New York Times.

“Kita berada dalam tahun 2019, dan ada lebih dari satu juta orang di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang? Ini keterlaluan!,” ujar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien dalam konferensi keamanan internasional di Halifax, Sabtu lalu (23/11), kutip VOA, Selasa(26/11/2019).

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Robert O’Brien menegaskan kamp itu harus ditutup.
“Kamp-kamp itu harus ditutup. Kamp-kamp itu harus dibongkar,” tegas O’Brien.

“Tetapi bukan hanya kamp-kamp itu. Infrastruktur pemantauan yang dibangun di kawasan itu juga melacak orang melalui pengenalan wajah, artificial intelligence, melalui piranti elektronik. Mereka membuat sistem pemantauan di seluruh provinsi itu,” tambahnya.

Pihak berwenang di China membenarkan langkah-langkah ekstrem itu yang diambil sebagai sesuatu yang perlu untuk mengatasi apa yang mereka klaim sebagai “terorisme” dan memastikan keamanan nasional China.

Sumber: VOA

[Video]
Baca juga :