Radiks (Akar) Sejarah Dunia


Radiks (Akar) Sejarah Dunia

Islam muncul di jazirah Arab, untuk menjadi contoh, bila mereka yang dulunya sesat nyata saja bisa diubah. Apalagi sisanya yang lain di dunia.

Tak berhenti sampai mengubah, tapi menyatukannya menjadi ummat, lalu menggerakkan mereka, memberinya kekuatan, hingga menjadi peradaban terbaik di dunia.

Pertumbuhannya tercepat, pengaruhnya terluas, sentuhannya personal, efeknya permanen. Dalam jangka waktu 100 tahun setelah turunnya, Islam sangat dominan di dunia.

Islam diperkenalkan pada Persia, mengubah penyembah api menjadi penyembah penciptanya api. Menjadikan mereka insan-insan pionir dan pendobrak sains.

Islam menyentuh Afrika, mengubah mereka dari penyembah dewa menjadi pahlawan-pahlawan tangguh, yang ajarkan dunia, warna kulit bukan penentu nilai diri.

Islam dibawa ke Eropa, mengajarkan mereka tentang kesetaraan, kebaikan agama, hingga menginspirasi mereka bahwa mereka harus melakukan gerakan pencerahan.

Mungkinkah Islam melakukan itu semua hanya bermodal kekerasan? Tentu tidak mungkin. Tapi Islam itu sudah satu paket dengan cinta, kasih sayang, keberanian, keadilan.

Sampailah Islam di Nusantara. Mendidik makna kekesatriaan, kebenaran, keberanian, dan perjuangan pada penduduknya, bahwa semuanya harus karena Allah.

Maka dihadiahkanlah kemerdekaan pada bumi Nusantara. Penghargaan dari para pahlawan itu jelas, semua itu "Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa", itu termaktub.

Itulah akar sejarah dunia. Namun sekarang, justru Islam yang ingin disalahkan atas semua kebaikan yang pernah diberikan. Siapapun yang berpegang padanya, radikal dia.

Padahal dulu, negeri ini dimerdekakan oleh mereka yang diisi jiwanya oleh Islam, yang tak takut apapun selain Allah, dan penjajah menyebut mereka, sebagai radikalis.

Hari ini, pejabat-pejabat negara diangkat bukan untuk melanjutkan kemerdekaan yang sudah susah didapat, tapi untuk menstempel mereka yang taat, sebagai radikalis.

30/10/2019

(By Felix Siauw)

Baca juga :