Betulkah Turki memerangi Kurdi di Suriah?
Oleh: Muhammad Pizaro
(Anggota Global Media Network yang berbasis di Istanbul)
Turki resmi melancarkan “Operasi Mata Air Perdamaian” (Operation Peace Spring) pada pekan ini untuk membentuk zona aman agar warga Suriah bisa tinggal secara aman dan pengungsi Suriah bisa kembali. Operasi itu diluncurkan di timur Sungai Eufrat di Suriah utara untuk mengamankan perbatasan Turki-Suriah dari kelompok PKK/PYD/YPG yang selama ini melakukan teror kepada warga Suriah sekaligus melakukan perlawanan kepada Turki.
Mereka selama ini mendapatkan persenjataan oleh Amerika Serikat dan mendapat dukungan dari Israel dan negara-negara barat.
Menariknya, banyak framing media-media massa menyebut operasi Turki saat ini dilakukan untuk memerangi Kurdi Suriah.
Betulkah?
Jika kita melihat konstelasi politik Turki lebih mendalam, kita akan berhadapan dengan fakta-fakta menarik soal eksistensi Kurdi di Turki. Banyak pejabat pemerintah Turki hari ini berasal dari Kurdi. Sebanyak 50 anggota parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP - partainya Erdogan) berasal dari Kurdi. Erdogan juga menunjuk politisi Kurdi Bekir Bozdağ sebagai Wakil Perdana Menteri pada 2017.
Turki juga menjamu 300.000 pengungsi Kurdi dari Kobani, Suriah saat perang meletus dan mereka butuh perlindungan. "Pintu kami terbuka untuk semua yang akan meninggalkan barisan YPG/PYD dan berusaha melindungi rumah, desa, kota, dan kehormatan mereka sendiri, baik itu Arab, Kurdi atau lainnya," kata Presiden Erdogan.
Sikap “open door” Turki kepada bangsa Kurdi ini yang dinilai banyak kalangan memicu naiknya suara AKP di provinsi-provinsi mayoritas Kurdi. Dalam pemilu lokal Turki pada 2019, AKP memenangkan wali kota di banyak provinsi berbasis Kurdi seperti Şırnak, Adıyaman, Agri, Bingöl, Bitlis, Elazığ, Erzurum, Malatya, Muş, dan Şanlıurfa.
AKP berhasil mengalahkan Partai HDP (Peoples' Democratic Party), partai berbasis Kurdi yang memiliki hubungan dengan PKK (Partai Pekerja Kurdistan), organisasi berhaluan Komunis yang puluhan tahun memerangi pemerintahan Turki. Total ada 10 provinsi yang dikuasai oleh AKP, sedangkan HDP memenangkan 8 pemilihan wali kota.
Fenomena yang mengejutkan terjadi di Provinsi Şırnak. Calon wali kota AKP Mehmet Yarka berhasil meraih 60 persen suara, dua kali lipat dari suara AKP yang hanya 30 persen dalam pemilu 2014. Meskipun HDP memperoleh mayoritas suara di provinsi tersebut secara keseluruhan, kehilangan pemilihan wali kota di kota Sirnak merupakan pukulan signifikan bagi HDP, mengingat kota tersebut telah berada dalam kendali partai-partai berbasis Kurdi selama hampir 20 tahun.
Jadi sejatinya Turki saat ini tidak memerangi Kurdi. Jika pun iya, rasanya sulit dipahami masyarakat di provinsi-provinsi berbasis Kurdi berjalan ke pemilihan umum untuk memilih partai penguasa.
Jika demikian, siapa yang diperangi Turki di Suriah?
Selama lebih dari 30 tahun, kelompok PKK melakukan perlawanan bersenjata dengan Turki. Mereka menyerang warga sipil, membunuh anak-anak dan wanita. Kelompok PKK juga melakukan bom bunuh diri untuk mengacaukan stabilitas keamanan Turki.
Kurdish militants claim responsibility for Istanbul attack that killed 38
Sebuah cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) militan mengklaim bertanggung jawab pada hari Minggu atas pemboman kembar yang menewaskan 38 orang dan melukai 155 orang di luar stadion sepak bola Istanbul.
https://www.reuters.com/article/us-turkey-blast/kurdish-militants-claim-responsibility-for-istanbul-attack-that-killed-38-idUSKBN14007C
Terakhir (10/10/2019) Muhammad Umar, bayi sembilan bulan, meninggal dunia akibat serangan YPG/PKK ke arah warga sipil di Provinsi berbasis Kurdi, Sanliurfa.
Kurdi Suriah Bom Kota Turki, 5 Orang Termasuk Bayi Usia 9 Bulan Tewas
https://internasional.kompas.com/read/2019/10/10/22594981/kurdi-suriah-bom-kota-turki-5-orang-termasuk-bayi-usia-9-bulan-tewas
Turki menuding PKK bertanggung jawab atas meninggalnya 40.000 orang, termasuk anak-anak dan perempuan.
Bahkan fenomena terbaru sebanyak 17 ribu ibu-ibu dan sejumlah keluarga Kurdi menggelar aksi protes duduk di depan kantor Partai Demokratik Rakyat (HDP), di Provinsi Diyarbakir. Mereka memprotes tindakan PKK yang menculik anak-anak mereka ke gunung-gunung untuk didoktrin sebagai kelompok bersenjata memerangi Turki.
Fenomena ini jarang terjadi sebelumnya. Namun para ibu itu kini sudah berani bersuara protes karena jengah dengan kezliman PKK terhadap etnis Kurdi dan warga pada umumnya.
Karena itu banyak warga Kurdi yang kini kian gencar melakukan perlawanan kepada PKK. Asosiasi Kurdi Independen Suriah (SBKR) sendiri mendukung Operasi Mata Air Perdamaian Turki dan pejuang Suriah untuk melumpuhkan koridor teror PKK di perbatasan selatan.
SBKR selama ini dikenal sebagai kelompok Kurdi yang melawan kelompok PKK. Kelompok Kurdi itu mengatakan PKK dan Pasukan Demoktratik Suriah (SDF), kaki tangannya di Suriah, menyeret tidak hanya suku Kurdi ke dalam konflik, tetapi juga Kristen dan Arab ke dalam bencana.
“Jangan ikuti wacana provokatif yang disebarkan oleh PKK/PYD,” tegas SBKR.
Namun meskipun banyak warga Turki dan etnis Kurdi menjadi korban, negara-negara Eropa terus mendukung keberadaan mereka sebagai upaya untuk memperlemah Turki.[ROL]
__
*Penulis adalah jurnalis dan peneliti bidang Hubungan Internasional di the Centre of Islamic and Global Studies (CIGS)
[Video] Why has Turkey launched #OperationPeaceSpring ? pic.twitter.com/tp2lI6Nqre— ANADOLU AGENCY (ENG) (@anadoluagency) October 12, 2019
The aim of #OperationPeaceSpring is— Republic of Turkey Directorate of Communications (@Communications) October 14, 2019
▪️to eradicate PKK/PYD-YPG threat that killed 40 thousand of our people
▪️to prevent the resurge of Daesh terror
▪️to establish a peace corridor and ensure the return of Syrians to their lands
▪️to establish safety and peace in the region. pic.twitter.com/VgL9RyvSrI