Kenapa Anies Makin Bersinar, Walau Terus Dibully?
Oleh: @eae18
Contohlah @aniesbaswedan dibully dan difitnah luar biasa oleh gerombolan pemuja @jokowi, masih saja eksis. Kenapa? Karena Anies kuat secara pribadi. Proses pencapaian individuasi (ingat ya bukan individu), yang luar biasa. Individuasi ini istilah yang dipakai Carl Gustav Jung (Perintis psikologi analitik, dari Swiss -red).
Individuasi bukan individualisme. Individuasi terkait jati diri, kedatangan diri, realitas diri, konsep diri, terkait persona. Proses pencapaian individuasi ini jika seseorang mampu menyeimbangkan sisi lahir dan sisi batin.
Jung cukup apik menulis soal ini, "PsychologicalTypes".
Di temlen banyak orang kagum kepada para selebtwit, para elit politik, para badut-badut. Pas ketemu tambah kagum karena melihat hanya dari sisi lahir. Kelihatan wah. Benarkah? Iya benar karena kita belum mencapai para proses individuasi, kedirian. Jadi cepat wah lihat orang lain.
Tentu ada kritik ke @aniesbaswedan terkait sisi lemah Anies. Wajar. Namanya manusia. Tapi Anies mampu menutup sisi lemah dengan sisi lebih yang dia punya.
Ibrah yang bisa kita petik, kita harus kuat secara pribadi. Bullyan, fitnahan, tak mampu meruntuhkan kualitas diri.
Buku Jung Psychological Types (1921) soal individuasi, sebenarnya perluasan ide dari disertasi doktor Jung "On the Psychology and Pathology, of So-CaIIed Occult Phenomena" (1902) dan dipertegas karya terakhir Jung "Mysterium Conjunctionis". Semua terkait menjadi diri sendiri.
Dan @aniesbaswedan mampu mengeksplorasi dirinya dengan bangunan pemikiran dan kerja nyata. Bangunan pemikiran itu penting sebagai basis individuasi. Nah @jokowi di sini titik lemahnya. Gak bisa jadi diri sendiri. Jkw masih ngembik ke Megawati, tunduk ke Luhut dan cukong China.
Orang Islam harus pintar agar tak ditipu orang-orang kafir seperti Luhut. Luhut gampang banget nipu @Jokowi. Karena Jokowi gak pintar. Gak cerdas. Kapasitas keilmuannya Jokowi jauh di bawah @aniesbaswedan. Sesama alumni UGM tapi beda kasta pemikirannya.
Orang Islam harus membaca. Ini perintah pertama. Membaca itu bekal agar mencapai derajat keilmuan. Bekal ke akhirat. Itulah kenapa Alquran jauh lebih penting ketimbang Pancasila. Gak hafal Pancasila gpp tapi gak hafal Alfatihah, itu problem bagi orang Islam.
Orang Islam harus membaca. Ini perintah pertama. Membaca itu bekal agar mencapai derajat keilmuan. Bekal ke akhirat. Itulah kenapa Alquran jauh lebih penting ketimbang Pancasila. Gak hafal Pancasila gpp tapi gak hafal Alfatihah, itu problem bagi orang Islam.
Twit-twit tanpa bayaran ya begini. Tak ada beban. Bisa kritik siapa saja. Kadang kritik Anies, kadang puji Anies. Kadang puji Jokowi, kadang kritik Jokowi.
Mulailah melakukan proses pencapaian individuasi. Moga kita bisa masuk ke titik ini. Jangan kagum ke tampilan lahir.
Contohlah @aniesbaswedan dibully dan difitnah luar biasa oleh gerombolan pemuja @jokowi, masih saja eksis. Kenapa? Karena Anies kuat secara pribadi. Proses pencapaian individuasi (ingat ya bukan individu), yang luar biasa. Individuasi ini istilah yang dipakai Carl Gustav Jung— Peziarah (@eae18) August 13, 2019