[PORTAL-ISLAM.ID] Didin Wahyudin mengungkap tentang kematian anaknya, Harun Al Rasyid, saat kerusuhan 22 Mei 2019, yang hingga kini tidak jelas penyelesaian kasusnya.
Didin mengungkap ada pihak yang ingin dirinya bungkam dan tidak menuntut penyelesaian kasus dengan cara menyogok Rp 200 juta sebagai uang tutup mulut.
"Sudah ada beberapa yg datang menyodorkan uang pada saya sebesar 200 juta tapi saya harus menanda tangani sebuah surat agar saya tidak menuntut atas kematian anak saya...saya tolak dan saya usir...karna kalau saya terima itu sama saja saya meminum darah anak saya sendiri 😡," kata Didin Wahyudin di akun fbnya, Jumat (9/8/2019), seperti dikutip portal-islam.id.
Didin menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan netizen di statusnya, apakah tidak ada uang ganti rugi.
Didin juga menyampaikan anaknya adalah korban sengketa Pilpres, yang ironisnya kini kedua kubu yang bertikai malah sedang asik bagi-bagi kursi, tak peduli nyawa anak tak berdosa yang jadi tumbal.
Berikut selengkapnya postingan Pak Didin di akun fbnya (9/8/2019):
M. Harun al Rasyid adalah anak dari seorang ayah sebagai supir bengkel las ketok mobil yg kadang nyambi ojek online dan anak dari seorang ibu kuli cuci dan gosok di rumah tetangga nya...
Usia M. Harun al Rasyid baru beranjak 15 thn dan sekolah nya pun baru di kelas 7 SMP.
Harun adalah anak laki laki satu satu nya dari Didin Wahyudin dan Murniyati karna kakak dan adik nya Harun perempuan.
Secara politik Harun tidak punya hak untuk berpolitik karna usia nya yg masih belia...
Harun adalah korban pertikaian politik dari perebutan kekuasaan di negri ini.
Harun adalah korban dari sengketa pilpres yg sampai saat ini tidak di perdulikan dan di abaikan oleh kedua belah pihak yg bertikai itu.
Dan justru mereka yg bertikai malah berpesta makan bersama serta berbagi kursi kekuasaan...
Yg lebih miris lagi adalah ketika sebuah tabung gas lebih berharga dari pada nyawa seorang anak bernama Harun...
Di lain hal...seorang Gubernur bernama Anis Baswedan beliau justru kala itu memerintah kan kepada jajaran nya untuk turun tangan membantu pemakaman Harun...
Rt..Rw..lurah..camat.walikota bahkan TNI bersama yg lain nya ikut turun tangan dalam proses pemakaman Harun...
Dan hari berikut nya seorang Gubernur datang ke kediaman mendiang Harun dengan mempertaruhkan jabatan nya hanya sekedar untuk mengucapkan turut berbela sungkawa kepada keluarga harun... tidak hanya itu beliau pun mengirimkan Dokter untuk memeriksa kesehatan keluarga Harun.
Lantas dimana kedua pihak yg bertikai selama ini jangankan datang untuk melayat...mengucapkan turut berduka citapun tidak
Membisu seribu bahasa...
#ingatsayatidakakantinggaldiam
Jumat, 9 Agustus 2019
(Didin Wahyudin)
Sumber: fb
M. Harun al Rasyid adalah anak dari seorang ayah sebagai supir bengkel las ketok mobil yg kadang nyambi ojek online dan...
Dikirim oleh Didin Wahyudin pada Kamis, 08 Agustus 2019