ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH


Atas Berkat Rahmat Allah

Hari ini Indonesia 74 tahun, tapi sejarahnya lebih daripada itu, perjuangannya tak bisa dilambangkan hanya sekedar angka, nilainya tak cukup sekedar dirayakan.

Dari perjalanan panjang Nusantara sampai tiba saatnya Islam hadir memberi nyawa pada tanahnya, berkah pada udaranya, dan kehormatan bagi jiwa-jiwa yang meninggalinya.

Islam adalah ruh bagi Indonesia, mulai perjuangan para pahlawannya, pembukaan undang-undangnya, pancasilanya, sampai dengan hidup-mati manusianya.

Angka bisa dihitung, tapi nyawa yang sudah berkorban demi agama Allah itu tidak. Perayaan bisa diulang, namun perjuangan dan kisah herois itu tetap mewujud.

Merah benderanya bisa dicelup, tapi warna darah syuhada takkan terganti. Putihnya bisa diukur, tapi sucinya niat para ulama menghamba Allah, lebih bersih lagi.

Hanya saja, merdeka itu bukan hanya sekedar slogan, ia adalah proses berkelanjutan. Merdeka itu bukan hasil, tapi hak yang sedari dulu ada, dan harus dipertahankan.

Maka ingat selalu ucapan Rib'i bin Amir tentang kemerdekaan.

"Allah telah mengutus kami untuk membebaskan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dari kedzaliman agama-agama kepada keadilan Islam."

Jadi penjajahan hakiki adalah, ketika seseorang sadar atau tidak sadar, bahwa ia sedang diarahkan untuk menjauhi ketaatan pada Allah, untuk takut menyembah Allah.

Bedanya, penjajah masa dulu menodongkan senjata, sekarang penjajah itu bisa jadi berwujud saudara sebangsa. Mengungkung dari kebebasan menyembah Allah.

Dan kita harus ingat, penyembahan terhadap Allah itu 24 jam sehari, 7 hari sepekan. Non-stop, non-prei. Dan berlaku dalam segala aspek kehidupan, dari masuk WC hingga bernegara.

Tugas kita mengisi kemerdekaan ini, bukan hanya dengan slogan, tapi dengan karya ketaatan pada Allah. Sebab kita harus konsisten dengan apa yang kita ucapkan.

Bahwa kemerdekaan Indonesia, adalah "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa", maka mengisinya yang terbaik, adalah bersyukur dengan ketaatan.

17 Agustus 2019

(By Felix Siauw)


Baca juga :