Rahasia 22 Mei


[PORTAL-ISLAM.ID]  Aku melihat polisi yang bosan dengan sidik jari. sebuah pagi tanpa kopi mengunci jari-jari, ada sunyi di lemari, beberapa peluru tajam yang sempat singgah di kening kembali sehat, tirus, mengkilat, dan berbaris rapi.

Dalam pidatonya kepala polisi telah menemukan sebuah kata, yang lama tidak dipakai sejak Indonesia merdeka. bibit terorisme dan radikalisme telah menghantui penjajah, mereka berdiri melihat ke arah kita.

Para dermawan, orang-orang sebrang, orang-orang perantauan, sampailah kita pada kemenangan. saat ini kita berhasil menanam ketakutan dalam kebebasan 4.0, tentu tuan sangat membantu dengan kredit bank yang murah hati.

Segala fakta disesuaikan dalam berita acara bersama lagu kebangsaan. teknologi satelit, sinyal 4G, VPN bisa jadi bersekongkol dengan CCTV. maka Orde Baru mesti di-evitalisasi. semua cerita tanpa meja petugas adalah hate speech.

Dari beberapa hasil otopsi, tampak memar dan lebam sepatu lars, popor, dan tinju. hasilnya semacam teori post fpi. semata rahasia dibuka 75 tahun sekali. ketika manusia mulai sadar tentang gila dan bahasa.

Selain ganja dan senja, perempatan dan tikungan kini dipenuhi oleh padi, mereka memanen uang disana. aku berjalan di zebra cross jalan sabang, menunggu takbiran, sambil menenteng sekantong kacang arab. segelas kopi panas tanpa sidik jari. keningku bolong
2019.

Penulis: Widhyanto Muttaqien
Baca juga :