Wiranto dan Moeldoko Tolak Ijtima Ulama III, Apa Urusannya?


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ada ada saja dua orang ini, menolak Ijtima" Ulama III  yang digagas para ulama. Peserta bukan, anggota bukan, undangan juga bukan, kok ngotot menolak Ijtima" Ulama.

Dalihnya telah ada Bawaslu dan MK, jadi dua orang ini mencurigai ijtima" ulama bikin gerakan aneh aneh. Kepada rakyatnya curiga, di inteli, hak dasarnya yang dijamin konstitusi untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat mau dirampas. Tapi kepada asing ? Bungkam, nyalinya tempe.

Kapal TNI AL ditabrak kapal dinas perikanan Vietnam saja bungkam. Tidak keluar satu patah katapun komplain dan protes. Kepada rakyatnya ? Gaharnya Naudzubillah.

Sekarang, jika persoalannya curang, apa ya langsung dibawa ke MK ? Apa ujug ujug ke Bawaslu ? Kan perlu diverifikasi internal dulu. Nah, forum ijtima" ulama itu adalah sarana untuk mengevaluasi kecurangan pemilu yang begitu brutal, terstruktur, sistematis dan massif. Nantinya, akan ada pemaparan dari ahlinya, yang disampaikan kepada ulama, terkait kecurangan yang brutal itu.

Setelah melakukan evaluasi, klarifikasi, dan simpulan pasti tentang adanya kecurangan, barulah ulama mengeluarkan rekomendasi. Mau ditempuh cara legal konstitusional ke MK ? Boleh saja. Mau mengambil jalan legal konstitusional substansial, melalui people power ? Sah sah saja.

Yang menjadi aneh itu kenapa ulama mau berkumpul dilarang ? Ulama mau bermusyawarah ditakut-takuti ? Memangnya ulama teroris ? Memangnya orang mau musyawarah melanggar konstisusi ? Memangnya tugas negara memata-matai rakyatnya ? Kayak kurang kerjaan saja.

Sebaliknya, kepada para ulama kami tidak perlu menghiraukan ocehan Wiranto dan Moeldoko. Dulu, mereka juga menolak aksi bela Islam 212. Orang-orang rezim tidak pernah ridlo dengan agenda dan gerakan keumatan.

Namun, mereka bungkam ketika harga diri NKRI direndahkan asing, menjadi pelayan dalam Projek OBOR China, mengeluarkan duit triliunan untuk difestasi freeport yang hingga saat ini tidak ada satu rupiah pun yang diterima bangsa ini dari hasil divestasi.

Biarlah, anjing anjing rezim terus menggonggong, sementara kafilah umat yang rindu perubahan terus bergerak menuju tujuan. Tidak perlu dihiraukan ikhtiar rezim yang mulai putus asa hendak menghadang kebangkitan umat.

Kita telah terbiasa dizalimi, ulama kita telah banyak yang dikriminalisasi, tak mungkin kita menghentikan langkah hanya karena gertakan dan ancaman. Dulu, saat akan aksi bela Islam 212, ketua MUI yang saat ini menjadi cawapres ikut menghimbau tidak perlu dilakukan. Tetapi begitu sukses, si kakek ini mengklaim sebagai tokoh yang menggerakan aksi 212.

Ijtima" ulama III ini nantinya, ketika sukses digelar hingga sukses menjalankan agenda rekomendasi, pastilah kutu loncat rezim akan ikut mengklaim sebagai pihak yang berjasa. Mereka terbiasa bermuka seribu.

Sekarang kami umat Islam, titip ananah kepada ulama kami, untuk memutuskan yang terbaik bagi masa depan umat. Kami, telah siap berkorban, seluruh jiwa dan raga untuk menempuh jalan perubahan, menuju Indonesia yang lebih baik, menuju ketaatan yang paripurna kepada Allah SWT.

Penulis: Nasruddin Joha
Baca juga :