Parah! NCID Catat Jokowi Sepuluh Kali Kutip Data Tidak Valid


[PORTAL-ISLAM.ID]  JAKARTA – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terlihat jauh lebih unggul dalam debat capres kedua Pilpres 2019 pada topik infrastruktur, pangan, energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan.

Direktur Eksekutif NCID, Jajat Nurjaman menilai, dua kesalahan fatal Jokowi selama debat berlangsung. Pertama, Jokowi terlihat jelas kehabisan ide untuk menyerang Prabowo mengenai tema debat yang telah disiapkan KPU.

“Menyerang pribadi lawan politik seolah merupakan hal lumrah bagi Jokowi dan pendukungnya ketika membahas persoalan bangsa dan di sodorkan data. Hal ini menyimpang jauh dari substansi permasalahan bangsa,” tutur Jajat, Senin (18/2/2019).

Kedua, Jokowi terlihat pede saat membantah kritikan Prabowo dengan menyebutkan berbagai data atas keberhasilannya.

Akan tetapi, nyatanya data yang di sebutkan Jokowi tidak valid. Hal ini semakin menunjukan manajemen pemerintahan Jokowi sangat buruk.

“Bahkan Jokowi seperti sudah terlena dengan laporan asal bapak senang (ABS) dari anak buahnya tanpa terlebih dahulu mengecek kebenaran data yang di sodorkan, sebagai contoh tentang data kebakaran hutan pada kenyataannya Jokowi sendiri sudah di vonis oleh pengadilan bersalah, serta mengaburkan data tentang sengketa pembebasan lahan dan berbagai kasus lainnya” terang jajat.

Jajat mencatat, setidaknya ada 10 data yang disebutkan Jokowi tidak sesuai fakta, diantaranya:

1. Tahun 2018 total impor jagung 180.000 Ton, padahal data impor jagung tahun 2018 sebesar 737.228 Ton.

2. Produksi sawit 46 juta ton – Fakta produksi sawit thn 2018 sebesar 34,5 juta ton

3. Total produksi beras Tahun 2018 sebesar 33 juta Ton dan Total Konsumsi 29 juta ton. Konsumsi beras nasional 2018 sebesar 33 Juta Ton dan Data produksi plus impor sebesar 46,5 juta Ton.

4. Jokowi menyatakan telah membangun lebih dari 191.000 km jalan desa, padahal itu adalah total jalan desa yang dibangun sejak Indonesia merdeka.

5. Presiden menyatakan bahwa kolam bekas galian tambang sebagian telah dialih-fungsikan diantaranya untuk kolam ikan, padahal berbagai literatur menunjukkan bahwa area bekas tambang tidak bisa digunakan untuk apapun, karena terpapar radiasi, itu kolam di daerah tambang yang mana? bisa tunjukkan?

6. Jokowi menyatakan telah membangun infrastruktur internet jaringan 4G 100 persen di Barat, 100 persen di tengah dan 90 persen di timur, Padahal data menunjukkan kurang dari 20 persen kabupaten dan kota bisa mengakses signal 4G, itu data dari mana?

7. Akses internet sudah sampai ke desa-desa, banyak produk pertanian memiliki market place sehingga mendapat harga yang bagus karena memotong rantai distribusi. itu dapat informasi darimana dan dari siapa? karena dari keseluruhan market place online produk pertanian kurang dari 1 persen dan sisanya 99 persen offline.

8. Pak Jokowi mengklaim bahwa pemerintah memenangkan gugatan 18-19 Triliun akibat kerusakan lahan, namun greenpeace meluruskan bahwa tak satupun dari gugatan itu dibayarkan.

9. Presiden menyatakan bahwa di negara maju butuh 10-20 tahun untuk memindahkan masyarakat dari mobil ke LRT/MRT, bisa disebutkan itu di negara mana? Jika butuh 10-20 tahun dan pembiayaan dengan hutang bagaimana status pembayarannya? kapan BEP?

10. Presiden menyatakan sejak 2015 tidak pernah terjadi kebakaran hutan, padahal data menunjukkan bahwa pada tahun 2016-2018 telah terjadi kebakaran lebih dari 30.000 hektar lahan hutan.

“Bagaimana bisa seorang presiden kacau dalam hal data? dan kekacauannya sangat fatal dan luar biasa sesatnya. Padahal seorang Presiden seharus mempunyai data yang justru lebih valid dari siapapun karena dia menguasai seluruh akses data,” tutup Jajat.



Baca juga :