Kenapa Prabowo Tidak Balas Menyerang Jokowi Saat Debat? Ini Jawabannya...

(Nanik S Deyang -kanan) 

[PORTAL-ISLAM.ID] TIDAK TEGA. Masya Allah hatimu terbuat dari apa Bapak Prabowo Subianto? Usai debat saat kami semua bertanya kenapa tidak membalas serangan Petahana yang secara emosional menyerang Partai Gerindra, padahal masyarakat semua tau partai pendukung dialah yang korupsinya paling banyak?

Pak Prabowo dengan tersenyum mengatakan, "Saya nggak tega, kasihan," katanya, dan kami sambut dengan desahan nafas panjang.

Bahkan menurut Sandiaga Uno, sempat ada kesempatan dia mau membalas serangan petahana dan minta waktu ke Pak PS 30 detik saja, namun Pak PS melarangnya.

Dari debat semalam, akhirnya kita yang mengenal Pak Prabowo Subianto (PS) tidak perlu capai-capai menjelaskan bagaimana hati seorang Prabowo Subianto.

Allah SWT membuka tabir siapa yang munafik dan siapa yang tidak munafik. Siapa yang pendendam dan siapa yang pemaaf, siapa yang otoriter dan siapa yang tidak otoriter.

Prabowo yang dicap otoriter dan bengis, justru tampil elegant dengan sangat baik tidak terpancing emosinya untuk membalas serangan kubu sebelah. Mengapa? Karena pak Prabowo tau bagaimaan kapasitas lawannya, dia tidak mau mengkanvaskan lawannya di ring tinju, tapi beliau mau mengkanvaskan lawannya di hati rakyat.

Seorang pemimpin yang emosional hingga nyerang pribadi itu bukan tauladan, apalagi saat marah bicaranya menjadi tidak konstruktif atau mungkin lebih tepat disebut ngawur.

Coba perhatikan dimana konsistensi dari yang disampaikan kubu sebelah. Saat ini dia sibuk menaikkan gaji pegawai negeri, sampai mau angkat lurah jadi pegawai negeri, tapi tadi malam (saat menyanggah Prabowo) bilang gaji pegawai negeri sudah cukup besar, sehingga yang perlu dilakukan justru perampingan. Coba kalau ada pemimpin yang seperti ini terus kita mau ngomong apa? Karena pemimpin yang model begini, menjawab asal menjawab yang penting beda dng oposisi.

Lalu soal impor, coba perhatikan ditanya impor larinya ke manajemen perizinan satu pintu, dan Pak Prabowo sampai harus meluruskan lagi, dan akhirnya dia jawab dengan jawaban yang aneh, para menteri boleh berdebat soal impor nanti dia yang putuskan. Tanpa disadari bahwa kekacauan impor selama ini dimana saat panen pemerintah malah impor, beliaulah penyebabnya.

Dan masih banyak hal yang benar-benar bukan jawaban seorang leader. Dan saat terpojok itulah, maka keluar watak aslinya menyerang pribadi dan dengan wajah penuh amarah dan dendam mencoba mencemooh, menyindir dan menyudutkan Pak PS di penutupan debat.

Wajah pendendam dan sikap emosional itulah kini yang terlihat. Dan itu bukan pada wajah Prabowo yang selama ini distigmakan sebagai orang yang emosional.

Terimakasih ya Allah akhirnya secara perlahan Engkau singkap siapa yang pemarah dan siapa yang bukan pemarah, siapa yang pendendam dan siapa yang bukan pendendam.

Terbukti wajah dan penampilan merakyat itu ternyata tidak ada korelasi dengan atitude dan watak asli seseorang.

(Nanik S Deyang)

Baca juga :