Azwar Siregar: Langkah Kuda Buta Yusril Ihza Mahendra


Langkah Kuda Buta Yusril Ihza Mahendra

Oleh: Azwar Siregar*

Dulu saya bertanya-tanya, kenapa beberapa kali sudah ikut Pemilu tapi PBB tetap jadi Partai Gurem?

Ternyata "trouble-maker-nya" adalah Ketua Umumnya sendiri, Yusril Ihza Mahendra. Beliau boleh saja jadi pakar dibidang hukum tata negara, tapi dibidang politik ternyata beliau masih anak bawang.

Sebagai pakar hukum tatanegara, Yusril adalah sosok cerdas yang disegani kawan maupun lawan. Tapi di bidang politik dia cuma jadi bahan tertawaan. Berulangkali melakukan blunder yang merugikan Partai Bulan Bintang dan dirinya sendiri.

Langkah blundernya yang sekarang ramai diperbincangkan oleh netizen adalah keputusan PBB yang "akhirnya" mendukung Jokowi di Pilpres tahun ini.

Sebagai contoh ada seribu orang lebih yang membalas cuitan Akun Twitter Partai Bulan Bintang yang memutuskan dukung Jokowi di Pilpres tahun ini. Dari 1.027 cuitan tersebut, semua mengungkapkan kekecewaan nya kepada Yusril dan mengucapkan "good-bye" PBB.

Analisa saya, Pemilu tahun ini sangat dipengaruhi oleh Pilpres. Artinya dukungan kepada Parpol tergantung ke Capres/cawapres mana Parpol tersebut berlabuh. Bagi mayoritas masyarakat, Capres/Cawapres adalah hal utama sedangkan Parpol jadi urusan nomor dua.

Jadi ketika PBB memutuskan mendukung Petahana, konstituen PBB yang umumnya berasal dari kalangan umat konservatif anti rezim berkuasa sekarang justru akan ramai-ramai meninggalkan PBB sendirian.

Andai saja Yusril sedikit pintar "berhitung" dibidang politik, langkah terbaik adalah membawa PBB ke kubu Oposisi. Bukan masalah Yusril sendiri yang berkali-kali "menggoblokkan" Petahana yang berkuasa sekarang. Tapi ceruk pemilih potensial dan terbesar dari PBB memang ada di kubu Oposisi.

Di Kubu Petahana, PBB cuma akan dipandang sebelah mata. Kelompok sekuler dan Islamphobia di Kubu Petahana tidak mungkin berlabuh ke PBB. Disana Paket Parpol Sekuler lengkap, mulai dari yang sekuler-relijius sampai sekuler-klenger tersedia. Sementara suara dari Kelompok Islam Nusantara sejak awal sudah punya dua kapal, Partai Semangka non bidjie dan berbidjie yang sama-sama berusaha "bangun" dan "bangkit" dari kuburan.

Sebenarnya saya kasihan dengan sahabat-sahabat saya yang menjadi Caleg dari PBB. Saya mengenal banyak diantara mereka adalah orang-orang baik yang memang layak dijadikan "Perwakilan rakyat" dan "Perwakilan Umat". Tapi akibat kebodohan dan ambisi pribadi seorang Yusril, semua orang satu kapal harus di korbankan.

Kawan-kawan di PBB, tolong dipertimbangkan mengganti Yusril sebagai Ketua Umum. Jadikan saya sebagai Ketua Umum Partai kalian, saya jamin suara PBB bisa 5 kali lipat dari yang pernah Yusril raih sejak PBB lahir sebagai Partai buah reformasi.

Terakhir saya ucapkan selamat kepada PKS dan PAN yang akan mendapat limpahan suara umat akibat langkah Kuda-Buta dari saudara Yusril Ihza Mahendra.

Good-bye PBB...


*Sumber: fb penulis

Baca juga :