Ketika Media Tidak Tayangkan Anies di Pertandingan Persija


[PORTAL-ISLAM.ID]  "JOURNALISTS educate the public about events and issues and how they affect their lives," kata Jurnalis Ellie Williams.

Tugas media & jurnalis adalah "serving the public interest". Tugas Denny JA memproduksi meme serangan kepada Prabowo-Sandi dan membela Paslon Ko-Ruf. Jadi nggak heran jika dia memutar balik esensi kebebasan pers.

Dua kali media & jurnalis nggak malu mempertontonkan keberpihakannya pada penguasa.

Pertama, mereka tidak tayangkan Reuni Akbar 212 Aksi Bela Tauhid. Kedua, mereka tidak menampilkan Gubernur Anies Baswedan pada pertandingan Persija Juara.

Padahal, tugas Media & Jurnalis is inspired by principles of freedom of information and of opinion.

Mereka tidak menghormati dan berjuang to defend the right to information of all people. Malah ada indikasi mereka tutupi informasi seputar fenomena Reuni 212 dan Anies Baswedan.

Bagi veteran jurnalis, Adhie M Massardi, pers itu ekspresi isi hati rakyat. They present popular opinion, bukan opini Sang Raja dan antek-anteknya.

Massardi benar, baru di Indonesia ada fenomena "Pers vs Public". Sekalipun, Presiden Donald Trump sering berkata, "Liberal Media is the enemy of American people".

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001), dalam bukunya "The Elements of Journalism" menyebut ada 9 elemen jurnalisme.

Antara lain yang paling penting adalah kewajiban jurnalis pada kebenaran. Tidak menayangkan Reuni 212 dan Anies Baswedan masuk kategori mengabaikan fakta.

Elemen kedua yang disebut Bill Kovach adalah "Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens)".

Kalo sudah begini, benar kata Prof. Rocky Gerung; Pers tidak lebih menjadi brosur pemerintah.

Penulis: Zeng Wei Jian
Baca juga :