Sandiaga Uno Dilarang Kultum, Jamaah: Masjid Raya Syuada Milik Umat Bukan Milik Pribadi

(Sandiaga Uno di Masjid Raya Syuada Mamuju, Sulawesi Barat)

[PORTAL-ISLAM.ID] MAMUJU - Sebelum melanjutkan kunjungan silaturahmi ke Kabupaten Mejene dan Polewali Mandar, Sandiaga Uno beserta rombongan menyempatkan diri melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Raya Syuada Mamuju, Sulawesi Barat.

Kedatangan Sandi ke Mamuju dan sejumlah wilayah di Sulawesi dalam rangka ajang silaturahmi dengan masyarakat dan para pelaku milenial/UKM serta pengurus partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

Insiden kecil pun terjadi. Terkait adanya larangan dari ketua pembangunan Masjid, Ramli Abdullah.

Dikabarkan, Ramli Abdullah, merupakan ketua tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf.

Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, Ramli Abdullah langsung menuju keatas mimbar dan menyampaikan larangan agar Sandi tidak menyampaikan kultum subuh.

Jamaah pun agak sedikit kecewa atas penyampaian secara terbuka itu. Padahal jamaah ingin mendengar suara dari Sandi menyapa jamaah subuh yang hadir.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang jamaah, Suardi menyesalkan larangan itu. Ia mengatakan, masjid Syuada milik umat bukan milik segelintir orang atau pribadi.

“Kenapa ada larangan seperti itu. Sandi kan ingin menyapa jamaah. Kok dilarang,” kesalnya, Sabtu (3/11/2018).

Tuan rumah seharusnya menyambut tamu dengan baik. “Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu mempererat jalinan silaturahmi kepada siapapun,” ujarnya.

“Toh, kita tahu, Sandi hadir di Mamuju bukan berkampanye tapi bersilaturahmi dengan masyarakat di Mamuju,” sambungnya.

Hal senada juga disampaikan salah satu jamaah, ibu Rosdiana. Ia mengatakan, dirinya kecewa dengan adanya penyampaian (larangan) tersebut.

“Saya sejak pukul 04.00 Wita, sudah berada di masjid untuk shalat berjamaah bersama Sandi dan ingin mendengarkan suara Sandi menyapa jamaah tapi dilarang sama panitia masjid,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Sandi Wilayah Sulbar, Hajrul Malik, menyesalkan ada penyampaian larangan itu secara terbuka itu.

Menurut Hajrul mengatakan, memang agenda Sandi sebelumnya, cuma ingin melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Raya. Tidak ada rencana Sandi ingin memberikan kultum.

“Yang kami sesalkan, penyampaian secara terbuka oleh Ramli Abdullah yang langsung naik ke mimbar dan menyampaikan di depan jamaah. Seharusnya janganlah disampaikan,” ucapnya.

Hajrul mengatakan, seharusnya tidak perlu berlebihan penolakan itu, karena memang pada dasarnya, kami memang tidak mengagendakan Sandi untuk menyampaikan kultum.

“Seharusnya, walaupun tidak disampaikan pun, Sandi tidak mungkin kultum. Kami dari tim Sandiaga Uno juga tidak menganjurkan untuk kultum,” ucapnya.

Hajrul menuturkan, tidak ada larangam kultum sebetulnya, cuma kita tidak bisa menjamin, jangam sampai ada jamaah yang berteriak nomor 2 sehingga dikuatirkan nanti ada nuansa kampanye.

Cuma disayangkan, penolakannya agak berlebihan, terlalu kentara hingga naik ke mimbar.

“Kita ambil hikmahnya saja, dengan seperti itu, jamaah dan masyarakat melihatnya akan semakin menarik simpati kepada Sandi,” terang Hajrul.


Baca juga :