WASPADA Zionis Israel Memecah Belah Umat! PKS Kembali DIFITNAH dengan Selebaran HOAX 2007


[PORTAL-ISLAM.ID] PKS kembali diserang FITNAH dengan SELEBARAN HOAX lawas tahun 2007.

Selebaran HOAX yang pernah beredar tahun 2007 (alias 11 tahun silam) kini kembali diviralkan, dishare di media sosial, grup WA, dll.

Selebaran HOAX ini kembali marak pasca kunjungan tokoh Indonesia ke Israel yang mendapat kecaman luas, bukan saja dari dalam negeri, bahkan dari pihak Palestina mengutuk keras kunjungan tsb.

Maraknya kembali selebaran HOAX untuk mengadu domba PKS dengan Ormas tertentu, membuktikan memang Zionis Israel selalu berupaya memecah belah Umat Islam.

Selebaran HOAX ini berisi bahwa PKS Wahabi, Anti Tahlil, Anti Qunut, Anti-Maulid, Melarang Usholi, Melarang Yasinan, DLL.

Pada 2007, selebaran HOAX ini sudah pernah diklarifikasi PKS melalui pernyataan resmi berjudul "RISALAH UNTUK MENGOKOHKAN UKHUWAH DAN ISHLAH" yang juga dipublikasikan di koran REPUBLIKA 1 Oktober 2007.

Berikut isinya...

RISALAH UNTUK MENGOKOHKAN UKHUWAH DAN ISHLAH

DPP PKS bersyukur kepada Allah SWT dan menyampaikan penghargaan yang tulus kepada pimpinan PB NU dan PP Muhammadiyah, yang telah bersepakat untuk menghadirkan kondisi yang kondusif bagi ummat dan perbedaan keduanya dalam penentuan 1 Syawal 1428 H / Hari Raya Iedul Fitri disikapi dengan semangat saling menghormati agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga.

Di tengah menguatnya semangat berukhuwah dan bertoleransi terhadap perbedaan furu’iyah. DPP PKS prihatin dengan masih terus disebarkannya beragam informasi yang tidak bertanggung jawab seperti pengedaran selebaran atau fotokopi-an yang mengatasnamakan DPD/DPP PKS, juga melalui ceramah atau pengajian yang bisa menjadi fitnah terhadap PKS, dan dapat mengganggu iklim ukhuwah yang sedang dijalin serta dikhawatirkan dapat mengurangi kekhusyu’an beribadah puasa. Untuk itulah DPP PKS perlu menyampaikan klarifikasi dan keterangan sebagai berikut:

1. Tak seperti kelompok yang disebut sebagai Wahabi, PKS adalah Partai politik yang beraktifitas di NKRI, yang menjadikan partai sebagai sarana/washilah untuk berdakwah dan menyebarkan yang ma’ruf dengan tetap menghormati perbedaan furu’iyah, mengedepankan ukhuwwah dan memahami bahwa ikhtilaf ijtihad bisa menjadi rahmat. Karenanya melakukan tabdi’ (membid’ahkan) dan takfir (mengkafirkan) para ulama apalagi para Wali Songo yang sangat berjasa itu bukanlah Manhaj PKS yang menganut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi hujatan maupun pengharaman terhadap peringatan Maulid, Tahlilan, Barzanji yang dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia penganut Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Jadi fotokopi-an surat edaran yang mengatasnamakan DPP tanpa ada yang menandatanganinya dan menggunakan kop yang berbeda itu adalah palsu dan merupakan fitnah terhadap PKS. Maka tidak aneh bila kader PKS seperti DR Nur Mahmudi Ismail yang juga adalah Walikota Depok, menyelenggarakan peringatan Maulid dengan penceramah K.H Zainuddin MZ dan Habieb Rizieq Shihab.

2. PKS dalam melakukan aktifitasnya selalu mementingkan pengamalan prinsip tasamuh dan ta’awun dan berorientasi kepada khidmatul ummah dengan tetap menghormati kekhasan dari masing-masing organisasi maupun pilihan hasil ijtihadnya, selama ia memang mempunyai rujukan di dalam Al-Quran, Assunnah maupun mazhab ahlu sunnah wal jamaah, apalagi banyak kader dan simpatisan PKS berasal dari berbagai macam latar belakang ormas keagamaan, seperti dari NU, Muhammadiyah, DDII, Persis, PUI, Hidayatullah dan lain-lain. Karenanya PKS tidak akan pernah mengeluarkan doktrin untuk mengambil alih apalagi menguasai Masjid, jadwal Khotib, Rumah Sakit, Sekolah atau amal usaha milik organisasi lain. PKS bahkan menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk membantu ummat yang menjadi korban gempa di Yogyakarta dan lain-lain dengan berkomunikasi dengan para donatur untuk membangunkan/membangun kembali Masjid-masjid yang diwakafkan misalnya kepada Muhammadiyah di Prambanan.

3. PKS sebagai organisasi politik tidak memiliki sekolah maupun Radio partai, memang kader-kader PKS banyak yang bergerak dalam bidang pendidikan maupun media, tetapi tidaklah seluruh sekolah yang berlabel ISLAM TERPADU dikelola oleh kader PKS, tetapi kalau ada Radio yang selalu menyiarkan ajaran tentang pengkafiran/ pembid’ahan Wali Songo apalagi Syeikh Abdul Qodir Al-jailani, sebagai mana isu yang beredar, pasti bukan dari kader/simpatisan PKS.

4. PKS menyadari sepenuhnya bahwa dirinya seperti juga organisasi yang lain, bukanlah kelompok yang ma’shum. Ia hanyalah sekumpulan manusia yang bisa melakukan kesalahan, maka untuk hal-hal yang tidak menjadi kebijakan partai tetapi di lapangan dinilai telah menimbulkan masalah di tengah sebagian ummat, kami mohon maaf lahir dan bathin. PKS tetap berkomitmen untuk mendengar serta menerima nasihat, agar terjadi ishlah, agar ukhuwwah Islamiyah dapat terjaga guna menguatkan ukhuwwah wathoniyah dan ukhuwwah basyariyah. PKS menyadari bahwa ada pihak-pihak tertentu yang suka mengadu domba di antar ummat, yang tidak senang bila ummat Islam berukhuwwah, sehingga dapat berperan lebih produktif untuk mewujudkan NKRI yang berdaulat jaya dan raya di tengah persaingan global itulah NKRI yang baldatun thoyyibatun warobbun ghafur. Untuk itu PKS, juga berharap dari pihak yang lain, selalu siap untuk berta’awun, saling tabayyun, mengokohkan silaturahim, untuk menghentikan penyebaran fitnah dan menggantinya dengan ukhuwwah, untuk menghentikan pecah belah di antara ummat agar berbagai komponen ummat lebih dapat berta’awun untuk merealisasikan kemaslahatan yang lebih besar bagi masyarakat di Negara tercinta Republik Indonesia.

Demikianlah klarifikasi ini disampaikan, in uridu ilia al ishlaha ma ishtatho’tu wa ma taufiqi ilia billah alaihi tawakkaltu wa ilaihi unibu..

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 15 Ramadhan 1428 H 27 September 2007

Ir. H. Tifatul Sembiring
Presiden PKS

KH. DR. Surahman Hidayat
Ketua Dewan Syariah Pusat PKS

Baca juga :