Politisi PDIP Kena Tampar SBY yang Pernah Tuding "Teror Pengalihan Isu"


[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan serangan teror yang terjadi beberapa pekan terakhir di beberapa daerah di Indonesia adalah nyata.

SBY menyinggung beberapa politikus yang pernah mengatakan rangkaian teror serupa, yang pernah terjadi saat rezimnya memimpin, sebagai pengalihan isu hanyalah asal bunyi alias asbun.

"Serangan teroris beberapa saat lalu nyata. Saya tak latah berkata "ini pengalihan isu", seperti tuduhan sejumlah politisi kpd saya dulu yg "ASBUN" *SBY*," tulis SBY lewat akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono, Rabu (23/5).

Walau tak menyebut Politisi mana yang dimaksud SBY, tapi sepertinya merujuk pada politisi PDIP.

Hal ini dikarenakan beberapa hari terakhir ramai di sosial media, Video pernyataan Pramono Anung saat menjadi Sekjen PDIP, viral di sosial media. Dalam video itu, Pramono yang saat ini menjabat Sekretaris Kabinet itu menyatakan isu terorisme mungkin sebagai pengalihan isu.

Di saat yang sama, capture pernyataan politisi PDIP Trimedya Panjaitan juga viral. Sama seperti Pramono, Trimedya juga menyatakan terorisme merupakan pengalihan isu reshuffle kabinet. Saat itu Trimedya mengaitkan aksi teror dengan pengalihan isu reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II era Presiden SBY.

Jejak digital dua politisi PDIP itu menjadi viral setelah dosen Universitas Sumatera Utara (USU) Himma Dewiyana Lubis ditangkap kepolisian. Himma ditangkap setelah mengunggah status di akun Facebook miliknya. Dalam status tersebut, Himma menulis ‘Skenario pengalihan yang sempurna #2019GantiPresiden’. Status ini dibuat pasca serangan bom di Surabaya beberapa waktu lalu.

Namun sikap SBY saat jadi presiden tidak represif dan main tangkap, walau tudingan Bom pengalihan isu jelas mengarah ke SBY.

Oleh karena itu, mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Andi Arief mendesak kepolisian yang menangkapi warga yang menulis “terorisme adalah pengalihan isu” untuk dibebaskan segera.

“Saya berharap polisi yang menangkapi warga terutama netizen Muslim karena menulis terorisme adalah pengalihan isu untuk membebaskan segera. Kecuali mau bersikap adil atas azas kadaluarsa, banyak tokoh bicara itu sepuluh tahun terakhir,” tegas Andi Arief di akun Twitter @AndiArief__.
Baca juga :