PEDAS! Fahri Hamzah: Bangsa Indonesia Jangan Takut Melawan Orang Gila


[PORTAL-ISLAM.ID]  Pasca kerusuhan Mako Brimob dan bom bunuh diri (bomber) oleh dua keluarga di Surabaya, kembali polisi mengamankan satu keluarga diduga teroris di Surabaya, juga penangkapan 13 orang diduga anggota JAD (Jemaah Ansarut Daulah) oleh Densus 88 di Jakarta, kemarin.

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengecam para pelaku teror sebagai orang gila yang rela menjual nyawa keluarga dan bangsa sendiri demi melayani birahi para penggiat perang yang mendapatkan keuntungan rupiah dan dolar dari tumpahan darah.

"Orang yang lebih gilanya itu ada di pucuk pimpinan mereka, yang memerintahkan perang, dan menyiapkan regulasi bagi peperangan. Ada juga yang menjadi robot yang menyiapkan diri untuk kematian yang konyol. Siapa yang salah? Yang penting kita jangan jadi korban," kata Fahri dalam pesan singkatnya yang diterima wartawan, Rabu (16/5).

Fahri mengingatkan, bangsa Indonesia sudah memandatkan ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka dari itu, kata dia menekankan, Indonesia bukan tempat para orang gila (sakit jiwa) atau orang-orang gagal yang ingin selalu mencari alasan mencipta kehancuran, tapi membangun pencitraan.

Pikiran ini adalah pikiran para pendiri bangsa. Karena itu jika ada yang tidak paham, maka memanglah bukan dia yang layak di depan.

"Indonesia ini raya, tempat benih kebaikan agama dan negara dipersatukan, tempat timur dan barat bercumbu menemukan cintanya yang sejati. Khalifah bumi.  Minggir lah yang tak sanggup. Amanah ini berat. Biarkan yang lain yang punya pikiran dan yang sanggup memikul beban. Ada yang ingin mengalihkan perhatian. Kegagalan negara ingin dikompensasi dengan perang. Akal sehat kita berkata tidak," tuturnya.

"Kita punya jalan sendiri, akal sehat kita dan jiwa kita yang tenang. Bahwa kita punya jalan kehidupan. Amanah ini harus menjadi visi peradaban Pancasila kita. Menuju dunia yang damai dan tenang. Maka kita menolak meregulasi perang. Kita meregulasi kehidupan," tambah Fahri lagi,

Bahkan, sambung politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, Indonesia ini bukan saja tidak boleh jadi korban, tetapi harus menjadi penemu jalan baru bagi perdamaian dan dunia yang aman, yang hakiki. Maka, rakyat Indonesia tidak boleh ikutan, apalagi mengikuti jejak kebodohan dan kekalahan.

"Kita punya jalan sendiri. Bismillah, ini harapan menjelang Ramadhan. Tapi jika kalian tetap ingin menulis dalam aturan bahwa agama dan simbolnya adalah perkakas perang, maka aku akan melawan. Aku berdoa agar Tuhan membuat perhitungan dengan kalian. Semoga Ramadhan mendatangkan kesadaran," pungkasnya.
Baca juga :