Oposisi Malaysia Menang Pemilu


[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilihan umum Malaysia ke-14 (dalam bahasa Melayu: Pilihan Raya Umum ke-14, disingkat PRU14) telah diselenggarakan pada hari Rabu 9 Mei 2018 kemarin.

Untuk pertamakali dalam sejarah, kekuasaan yang selama ini dipegang Barisan Nasional (BN) yang saat ini dipegang PM Najib Razak gagal berkuasa kembali.

Kejutan terjadi saat oposisi Malaysia yang tergabung dalam Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohammad memenangkan pemilu.

Menjelang matahari terbit, penghitungan suara sementara akhirnya mengumumkan Pakatan Harapan memperoleh kursi mayoritas dengan 122 kursi dari 222 kursi di parlemen atau 56% (sudah melebihi syarat minimal 112 kursi untuk membentuk pemerintahan). Sementara partai berkuasa BN hanya memperoleh 79 kursi, dan PAS (Partai Islam Malaysia pimpinan Abdul Hadi Awang) 18 kursi.

Catatan: Pada pemilu sebelumnya 2013, BN menang dengan 133 kursi, PH hanya 68 kursi, dan PAS 21 kursi.


Dengan kemenangan Pakatan Harapan ini Mahathir Mohammad (92 tahun) berpeluang kembali memimpin Malaysia setelah 15 tahun menikmati masa pensiun. “Kami tidak menginginkan balas dendam. Yang kami inginkan adalah menegakkan hukum,” katanya merujuk pada kasus hukum 1MDB seperti dilansir The New Strait Times.

Langkah pertama yang akan dilakukan Mahathir adalah membebaskan bekas musuh bebuyutannya, Anwar Ibrahim. “Dia akan bebas bulan Juni. Setelah diampuni, dia akan bisa menjadi PM lagi.”

Desas desus soal kekalahan koalisi pemerintah sudah tersebar sejak sebelum tengah malam, ketika PM Najib Razak membatalkan acara jumpa pers dan menghilang dari kantor pusat Barisan Nasional.

Drama sempat memuncak ketika Komisi pemilihan umum Malaysia (SPR) menunda pengumuman hasil penghitungan cepat. Hingga dini hari proses penghitungan berjalan tersendat.

Ketidakpastian itu menyulut ketegangan antara massa pendukung oposisi dan aparat keamanan. Pakatan Harapan pun meminta masa sunyi selama 12 jam kepada pendukungnya.

Sejak awal pemilu kali ini beraroma “pribadi”. Mahathir mengaku “tanggungjawabnya” adalah menyingkirkan sosok yang justru dia bantu naik ke puncak kekuasaan, PM Najib Razak.

Kekuasaan Najib mulai goyah sejak dia didera skandal korupsi senilai 4,5 miliar Dollar AS melalui dana investasi Malaysia 1MDB. Mahathir menuding bekas anak didiknya itu “mencuri” dari negara.

Mahathir banyak mendapat simpati pemilih muda lantaran dianggap bebas dari kepentingan. Salah satu syarat yang ia ajukan kepada oposisi adalah Anwar Ibrahim sebagai calon perdana menteri.

Kemenangan oposisi tidak didapat dengan mudah. Sebelum pemilu pemerintah Malaysia banyak mendapat kritik menyusul sistem pemilihan yang cendrung menguntungkan Barisan Nasional.

Update hasil pemilu Malaysia bisa dilihat di link: https://live.undi.info/

***

Kemenangan oposisi Malaysia ini angin segar bagi Indonesia. Isu sentral Malaysia dengan Indonesia hampir sama, terkait dominasi China, kriminalisasi terhadap oposisi, pembelaan pada Pribumi.

Insya Allah #2019GantiPresiden.


Baca juga :