HRS Yang Dituduh Anti Pancasila Menolak 1 Triliun, Yang Katanya Pancasilais 100 Juta Gak Nolak


[PORTAL-ISLAM.ID] Publik dihebohkan dengan gaji selangit ratusan juta para pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Pada 23 Mei 2018, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42/2018 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Berdasarkan Perpres tsb, Ketua Dewan Pengarah, Megawati mendapat gaji Rp 112.548.000/bulan.

Sedang Anggota Dewan Pengarah digaji Rp 100.811.000/bulan.

Publik mempertanyakan apa segitu harga Pancasila? Apa sekarang Pancasila sudah jadi bisnis?

"Negarawan itu wajib ngebelain dasar negara. Bukan malah ngeduitin. Gak keren (dulu disebut dungu. Dulu lho)," sentil Rocky Gerung di twitter, Senin (28/5/2018).


Kalau benar-benar Negarawan dan Pancasilais semestinya menolak duit yang membebani Keuangan Negara di saat rakyat kecil hidupnya makin sulit.

"Saya sarankan kpd bapak ibu anggota BPIP yg baru dapat Perpres ttg gaji.

Mohon tolak gaji tersebut, karena bapak dan ibu semua hidup berkecukupan, tdk kekurangan.

Itulah jiwa PANCASILAIS sejati yang saya tau. Mestinya Pancasilais lbh sensitif terhadap ketidak adilan.@mohmahfudmd," ujar Ferdinand Hutahean di twitter.

Dalam hal duit, semestinya bisa mencontoh Habib Rizieq Shihab (HRS).

Walau kerap dituding Anti-Pancasila, Habib Rizieq tak mempan walau disogok duit Rp 1 Triliun.

Tau berapa 1 Triliun?

1 Triliun = 10 Ribu kalinya dari 100 juta.

Dalam videonnya di hadapan tamu yang menemuinya di Makkah, Habib Rizieq bercerita:

"Supaya bapak ibu tahu pasca 212 saya ditawarkan Rp1 triliun buat bangun pesantren bangun pertanian di gunung sana di sana saya punya tanah 50 hektar saya punya pesantren, perkebunan. Mereka janjikan Rp1 triliun syaratnya satu Aksi Bela Islam enggak dilanjutkan," kata Rizieq.

"Saya tolak dan kita tahu saya sampaikan kepada istri, ini mereka biasanya punya ilmu rangkul. Kalau enggak merangkul, pukul. Peluk, kalau nggak mau peluk, gebuk. Hari ini kita mau dirangkul kalau kita tolak sebentar lagi akan datang saatnya kita dipukul dan digebuk," tegas Habib.

[video]

Baca juga :