Jadi yang Boleh Ngomong "Pribumi" Cuma Megawati?


[PORTAL-ISLAM.ID] Pasca pelantikan dan serah terima jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru, Senin 16 Oktober 2017, Anies Baswedan pun berpidato di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Dalam pidatonya, Anies menyebut kata "pribumi" melawan kolonialisme.

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata itu di Jakarta, selama ratusan tahun."

"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri."

Mendengar pidato Anies, kaum gagal move on pun kelojotan dan menuding ucapan Anies mengandung rasisme.

Mereka lupa, sebelumnya Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri juga menyebut kata "pribumi" dalam pidatonya saat menerima gelar Doctor Honoris Causa, namun tidak ada yang meneriaki  Megawati sebagai rasis.

Berikut kutipan berita dan videonya.

Politik etis atau politik balas budi dimulai pada tahun 1901, yang seolah membuka akses pendidikan bagi rakyat pribumi. Padahal, maksud politik yang sebenarnya adalah agar kolonialisme tetap bertahan, dengan diperkuat oleh tenaga cakap pribumi yang dibayar dengan murah.

http://www.pdiperjuangan.id/article/category/detail/287/Berita/Pidato-Ilmiah-Megawati-Soekarnoputri-Dalam-Penganugerahan-Gelar-Doctor-Honoris-Causa-Dari-UNP-
Nah, jadi yang boleh ngomong "pribumi" cuma Megawati nih?
Baca juga :