Taktik Hamas Memenangkan Peperangan

[PORTAL-ISLAM.ID]  Ada rekan di medsos yang bertanya, kenapa Hamas tidak menyerang kota-kota di wilayah pendudukan isriwil dan hanya menunggu Isriwil menyerang Gaza? 

Well, okey. Bagi mereka yang awam dengan sejarah perang wajar-wajar saja bertanya semacam ini. It's ok, gak masalah. Tapi bagi mereka yang gemar baca-baca tentang sejarah perang. Justru taktik Hamas ini adalah taktik yang khas dilakukan oleh pihak-pihak yang biasanya akan memenangkan peperangan. Saya berikan beberapa contohnya. 

1. Dalam pertempuran Yarmuk, Khalid bin Walid sengaja membiarkan pihak romawi melancarkan ofensif lebih dulu berturut-turut selama 4 hari, ketika tenaga pasukan romawi telah terkuras, di hari ke-6 Khalid bin Walid melancarkan pukulan pamungkasnya. 

Tak hanya di Yarmuk, Khalid bin Walid juga menerapkan taktik semacam ini dalam pertempuran Khazimah dan Walaja, memilih defensif untuk menguras tenaga musuh, baru kemudian melancarkan serangan balik tak terbendung. 

2. Dalam pertempuran Qadisiyyah, Sa'ad bin abi Waqqash membiarkan pihak Persia melancarkan ofensif lebih dulu selama 3 hari, bahkan di hari ke-3 pertempuran berlangsung nyaris selama 24 jam non-stop. Di hari ke-4 ketika pasukan Persia telah mengalami kelelahan akut, Qa'qa bin Amr melancarkan serangan pamungkasnya. 

3. Di tahun 1943, Stalin ingin melancarkan ofensif skala besar untuk memukul pasukan Jerman, namun Marsekal Zhukov menyarankan agar pihak Soviet memilih defensif, dan pasukan Jerman pun dikuras habis tenaganya di Kursk, setelah tenaga pasukan Jerman habis, barulah Marsekal Zhukov melancarkan serangan balik yg tdk lagi dapat dibendung oleh pihak Jerman, hingga jatuhnya kota Berlin tahun 1945.

Bahkan ada seorang petinju legendaris yang sengaja mempermainkan lawannya di ronde-ronde pertama untuk menguras tenaga dan emosinya. Setelah lawannya terkuras habis tenaga dan kesabarannya, baru dia melancarkan pukulan-pukulan mematikannya di ronde-ronde akhir. 

Masih banyak contoh lainnya dimana kemenangan legendaris dalam sebuah pertempuran diperoleh dengan cara bertahan lebih dulu untuk menguras tenaga lawan, baru kemudian melancarkan serangan balik yang tak terbendung.

Saya sangat berharap Hamas memiliki cukup sumber daya untuk melancarkan serangan balik, ketika tenaga pasukan Isriwil telah terkuras habis. Gak muluk-muluk lah minimal pintu perlintasan Erez, karim shalom, dan Rafah bisa diambil alih sepenuhnya. Syukur-syukur kota Sderot dan Ashkelon bisa jatuh. 

Jadi jelas jika para sekutu dan rakyat Isriwil mulai menyarankan untuk berdamai dengan Hamas, itu semata-mata untuk menyelamatkan keutuhan militer Isriwil, karena jika menuruti ambisi Setanyahu, bisa habis kekuatan militer Isriwil di Gaza atau minimal tidak akan pernah lagi bisa sekuat sebelumnya.

(Ari Subiakto)

Baca juga :