REZIM INFERIOR
By Danke Soe Priatna
Kalau saja rezim Jokowi benar benar punya sedikit saja wibawa dimata Aseng (china) atau setidaknya ada posisi tawar yang kuat, maka kejadian Proyek Kereta Api Cepat China itu tidak mungkin tetiba saja menjadi anggaranya membengkak lebih dari dua kali lipat.
Masa sih gak ada MoU nya.
Masa sih gak ada kesepakatan soal tenggang waktu dan biaya.
Masa sih gak ada tanggung jawab pihak "pemborong".
Atau jangan jangan perjanjianya mengambil falsapah:
"Ay diden rid wot ay sain".
Jadi yo wis ambyar, sekarepe chino.
Lha orang biasa saja, yang bangun rumah pake pemborong, tahu hak dan kewajiban masing masing.
Kalau biaya sudah disepakati.
Ya sudah sepakat.
Gak mungkin ada Pembengkakan biaya yg purely dibebankan kepada yg punya rumah.
Lantas apa gunanya studi kelayakan?
Lantas apa gunanya proposal?
Lantas apa gunanya ada hitung hitungan??
Jangan jangan yang dihitung cuma berapa fee yang masuk kantong masing masing.
Dan begonya,
Rezim Jokowi hanya manut saja dengan semua persoalan menyangkut Kereta China tersebut.
Yang paling baru,
Pemborong lupa bikin akses masuk !!
Duuhh... kebayang kalau proyek ini Anies yg pegang.
Pasti diundang ratusan ribu wartawan. Menteri BUMN menteri PUPR dan team hore rame bikin analisa agar jadi headline news.
Kayak JIS kemarinlah.
Tapi ini aneh..
Semua pada mingkem.
Gak ada Menteri yang meneliti dan mengevaluasi, macam membahas rumput tetangga ehh...rumput JIS kemarin itu.
Tidak ada yang tetiba jadi ahli rel kereta macam mereka undang vendor rerumputan.
Semua pada jiper sama kakak panda.
Takut kalau rahasia dan busuk mereka ikut dibongkar.
Takut kalau gak kebagian uang sogokan lagi.
Kurang inferior gimana coba??
Bernegara di bawah bayang bayang china.
Cocotnya saja yang muncrat muncrat anti Asing dan Aseng.
Akan mempersulit investasi Asing... !!
Cangkem-mu !!
Lantas masih percaya negara ini berdaulat??
Sama kontraktor China saja udah jiper.
Iya,
Rezim Jokowi hanya berani sama rakyatnya saja.
Kejam dan tegas sama rakyat sendiri.
Begitu dikritik, langsung keluar taringnya.
Pura pura biasa saja dikritik, tapi berbisik sama para pemuja agar yang mengkritik dihardik.
Kalau perlu carikan pasal untuk menjegal dan mengikat.
Mengeluarkan segala kekuasaan agar pada diam.
Soal IKN yang mau diserahkan sebagian besar proyeknya lagi lagi ke China.
Sebentar...,
Kalau kita telaah lagi sejarah Mesir. Dulu para pharaoh, ketika membangun pyramid atau kuil kuil persemayaman mereka.
Maka para pharaoh tersebut akan memperkerjakan designer dan para ahli tehnik dan mekanik, yang bisa merancang tombol tombol rahasia agar orang orang yang kelak mengantarkan/menguburkan jasad pharaoh akan ikut terkubur bersama di dalam kuil. Agar rahasia jalan masuk, pintu keluar dan tempat tempat rahasia lainya bisa dijaga kerahasiaanya. Tidak boleh ada orang yang tahu.
Lha IKN mau dibangun sama China.
Ibarat White House dibangun sama KGB.
Mereka akan tahu apa yang ada di West wing atau di east wing. Pintu rahasianya, bunkernya, pusat datanya dll.
Lha ini IKN mau dibangun oleh China.
Designnya, segala macamnya.
Lantas semua ruangan rahasia dan elemen vital lainnya china sudah tahu, faham karena mereka yg merancang.
Lantas negara berdaulatnya dimana??
Ini bukan soal setuju atau tidak punya kereta Api Cepat atau Ibu Kota Baru.
Tapi ini soal kesiapan dari berbagai sisi.
Kalau belum mampu, fokus saja dulu sama sektor sektor yang lebih penting dan utama.
Yang urgent...
(sumber: fb penulis)