By Azwar Siregar
Sebelum Wak Kartiko, Rektor ITK yang mengidap Islamphobia itu menghapus Postingannya, dan kemungkinan sudah memblokir Akun saya- karena saya tidak bisa menemukan Akun beliau lagi- saya sempat menitipkan Komentar yang cukup kasar.
Jarang saya memaki orang lain. Terutama di Media Sosial. Tetapi saya kadang tidak sanggup menahan emosi terhadap orang-orang Model Wak Kartiko ini. Maksud saya seorang Muslim (minimal di KTP-nya), terpelajar (jelas karena seorang Rektor), tapi malah nyinyir dan seperti benci dengan Agamanya sendiri.
Saya kira bukan cuma saya. Semua orang yang waras pasti berpikiran yang sama. Orang-orang munafik yang terdidik jauh lebih berbahaya dibandingkan Non Muslim yang anti Islam. Orang-orang Munafik seperti Wak Kartiko lebih menjijikkan dibandingkan Non Muslim yang memusuhi Islam.
Makanya ketika beberapa minggu yang lalu, ada Akademisi yang dipukuli dan sampai ditelanjangi mirip maling jemuran, sekalipun saya tidak setuju, tapi kejadian tersebut bisa saya pahami.
Tidak ada manusia yang lebih menjijikkan selain para Kutu Busuk yang menjadi Musuh dalam Selimut.
Wak Kartiko dan Gerombolan Akademisi Munafik sangat mudah menyesatkan Umat. Khususnya para Mahasiswa. Generasi Muda Islam yang masih mencari jati diri. Dengan alasan "open minded" atau istilah-istilah sejenisnya, mereka bebas merusak Islam dari dalam.
Sebagai seorang terdidik, bahkan Pendidik, Wak Kartiko pasti paham syariat Islam. Tetapi dengan entengnya dia menyinyiri Hijab. Menyebutnya "Penutup Kepala Ala Gurun".
Sekelas Ahli Tafsir Al-Quran, Prof. Quraish Shihab yang pendapatnya sering dijadikan pembenaran untuk Perempuan tidak wajib berhijab, tidak pernah merendahkan Perempuan Muslimah yang berjilbab.
Rektor rasis ini dulu juga pernah menyindir Mahasiswinya yang tidak mau berjabatan tangan karena bukan muhrim. Bukannya senang, malah menuduh macam-macam.
Kalau melihat jejak digital berbagai Postingan dan nyinyirannya terhadap Islam, saya cenderung meyakini kalau Wak Kartiko ini seorang Atheis. Mungkin saja dia memang Komunis. Tidak beragama. Tidak percaya Tuhan. Beragama hanya buat formalitas dan pelengkap di KTP.
Sayangnya orang-orang Model Wak Kartiko ini yang dipelihara oleh Rezim sekarang. Misalnya di Bidang Pendidikan kita sekarang ini. Menteri Pendidikan kita, bekas Bos Ojek Online itu. Islamnya saja ngga jelas.
Terakhir yang paling menarik. Kenapa kebanyakan orang-orang Islam Model Wak Kartiko ini seringnya berasal dari Provinsinya si Gubernur Bokep?
Apa ada kaitannya dengan statement Mantan Menhan Ryamizard, kalau basis PKI dan simpatisannya paling banyak dari sana.
(fb)