Allah itu Penyembuh, Datangilah Dengan Sholat
By Flovers Shrimp*
#kisahnyata_saya
Saya pernah kena pembekuan darah di kedua pergelangan kaki, bengkak dan menghitam. Waktu itu kerja di rumah majikan dari jam 6 pagi hingga dua - tiga pagi.
Majikan membawa ke dokter umum bayar hkd230/250 (saya lupa tepatnya berapa) dapat obat untuk tiga hari, kalau tidak salah waktu itu mendekati finish kontrak.
Pak dokternya ngomong kayak gini;
"Cece, kalau tiga hari tidak kempes. Maka terpaksa harus diamputasi"
Tahu apa yang saya rasakan?
Uang tabungan tak punya (sebenarnya ada tapi ditilep orang - udah nuai karma orangnya), adik masih sekolah, dan saya tulang punggung keluarga.
Haruskah saya pulang ke Indonesia dengan keadaan cacat?
(Maaf bukan maksud menyinggung para penyandang disabilitas!)
Obat dari dokter itu saya minum, juga dikasih salep. Reaksi obat seperti orang mau bunuh diri, jantung berdetak lebih cepat, keringat dingin, menggigil, sesak nafas. Waktu itu sekitar jam 1 dini hari. Saya langsung minum air sebanyak-banyaknya. Meski kepala terasa berat saya paksakan untuk mengambil air wudhu.
Saya sholat Isya' dengan cara duduk kaki selonjor, otomatis tidak bisa ruku' maupun sujud, jadi kedua gerakan tersebut saya lakukan dengan isyarat, karena kaki tidak bisa ditekuk.
Sandal ukuran paling besar sudah tidak muat. Jadi saya membeli sandal rekatan saya sambung dengan tali rafia.
Nangis, iya.
Bingung, iya.
Saya berdo'a, "Ya Allah, sembuhkanlah saya!"
……
Minggu pas libur, saya pergi ke dokter Shamshuipo, disuntik, dikasih obat dosis rendah, juga salep. Tidak ada perubahan.
Minggu selanjutnya saya ke dokter North Point, sama tidak ada hasilnya.
Minggu selanjutnya saya ke dokter Indonesia, di Wanchai, ditanya ada riwayat diabetes? Saya bilang tidak ada karena memang saya maupun keluarga saya tidak ada riwayat penyakit tersebut. Lalu ditanya, siapa yang membayar pengobatan ini? Saya jawab, saya sendiri. Karena majikan tidak mau menanggung jika setiap minggu saya pergi ke dokter.
Dokternya marah!
Saya disarankan untuk cek darah sendiri ke rumah sakit, tapi biayanya mahal. Dokternya diam, tidak jadi memberi surat rujukan. Saya tidak diberitahu berapa, hanya bilang mahal.
Saya punya asuransi, tapi majikan tidak mau menukar kwitansi pembayaran. Jadi saya pakai duit sendiri, kalau anda berpikiran saya goblok, mungkin saya goblok tapi saya tidak mau menyerah kehilangan kedua kaki.
Di dokter ini saya kembali dua kali, hasilnya sama.
Lalu saya duduk di toko Indo, saya lihat jamu rentengan yang digantung. Saya baca khasiatnya, saya beli satu renteng. Saya coba minum jamu bersih darah produksi SM - jamu komplit.
Saya sholat dulu, kali ini saya paksakan untuk berdiri, ruku' dan sujud, sakitnya luar biasa. Rakaat pertama saya nyerah. Saya ulang niat dari awal dengan posisi duduk selonjornya, bener-bener pasrah. Setelah salam, dan dzikir simple subhanallah alhamdulillah allahu akbar (sudah tahu doa-doa maupun dzikir yang lain tapi malas karena belum tahu manfaatnya) saya mengambil jamu tadi saya seduh dengan air hangat, lalu saya berdo'a,
"Ya Allah, lewat jamu ini kirimkanlah mukjizatMu, sembuhkanlah kakiku, kasihanilah aku ya Allah. Ampunilah kesalahan-kesalahanku"
Hanya dengan membaca bismillah, saya teguk jamu tadi sambil nangis.
Saya kalau kebingungan menangis, gembeng hahaha...
Dua kali minum, alhamdulillah ada perubahan. Area yang bengkak perlahan kempes. Tapi meninggalkan bekas, semua kuku saya menghitam. Yang paling parah kuku jempol kaki. Kalau warna kulit benar-benar menghitam. Beda jauh dengan kulit badan yang lain.
Lalu saya belajar sholat dengan posisi berdiri. Masih sakit, saya paksakan. Ketika berdo'a saya tidak menengadahkan tangan, tapi posisi sujud. Selepas dzikir saya sujud dan memohon diampuni, memohon disembuhkan.
Alhamdulillah kempes pes, hanya meninggalkan bekas.
Kesulitan sujud, maupun duduk diantara dua sujud dan tahiyat awal akhir sampai dua tahunan lebih, tetap saya paksakan.
Saya beli cream pemutih pond's dan olay untuk memutihkan kulit kaki saya. (Bukan menyombongkan diri, tapi waktu itu saya malu kaki saya beda warna) , habis berapa? Banyak. Pakai lulur pemutih juga hanya untuk area tadi.
Dari yang hanya sholat Isya' saya mencoba mempercepat kerjaan untuk sholat dzuhur dan ashar. Sholat subuh dan maghrib bener-bener tidak bisa.
Pas finish kontrak, saya diperbolehkan keluar jam 12 malam. Koper yang sudah saya tata rapi dibuka, satu persatu diteliti. Saya diperlakukan seperti seorang maling. Retsleting koper dan tas punggung dikasih pengikat ( tidak bisa dibuka dengan tangan kosong).
Jam 12 malam, saya harus kemana?
Agency saya di Prince Edward, rumah majikan di kwun tong pegunungan.
Saya tanya, boleh gak keluar besok?
Kedua anak lelaki kakek yang saya rawat tidak mengijinkan, tapi nenek marah dan membela saya, mengatakan saya sudah merawat kakek dengan baik selama 2 tahun. Akhirnya saya boleh tinggal sampai besok pagi, tapi tidak boleh tidur di kamar dengan alasan sudah dirapikan.
Saya duduk di depan pintu, tidur dengan meringkuk.
Jam 5;30 saat saya masih tertidur, tas dan koper saya dilempar keluar pintu. Saya diam, terima saja perlakuan mereka. Saya maklum dengan sikap seperti itu, karena saya tidak mau renew kontrak.
Saya keluar, tanpa cuci muka. Saya nunggu dibawah flat, tidur dengan posisi duduk. Penghuni flat yang sudah kenal, banyak yang bertanya kenapa? Saya tersenyum. Ada yang nawarin mau diambil sebagai pembantu, saya hanya tersenyum. Terus saya telpon teman yang satu flat, disuruh nunggu. Sekitar jam sembilan baru boleh ke apartemen neneknya. Saya dikasih makan, disuruh mandi dan tidur. Orang baik ini dari Malang, bukan teman akrab. Sedang teman akrab, liburan bareng, sering minta ditraktir, menjauh pergi.
Sorenya saya pulang ke Agency. Meskipun finish kontrak, naudzubillah mindzalik ojo sampe ketemu agency iki neh amit-amit jabang bayi, sesama orang Indonesia omongannya kasar dan saru.
Di Agen dibentak, tidur dilantai, tanpa alas maupun selimut, disuruh bersih-bersih, diperlakukan seperti baru datang dari Indonesia.
Visa belum turun, saya minta langsung kerja dirumah majikan baru. Kerjanya, jangan ditanya enaknya, sama seperti yang kemarin, sing penting iso sholat dan alhamdulillah finish. Duite, gawe bayar utang, bayar sekolah, plus digondol konco.
Pindah ke majikan lain, nasib apes tidak boleh sholat dan tidak cocok dengan neneknya, notice. Pulang ke Macau nunggu visa.
Dapat yang baru, Jam 6;30 malam kerjaan finish, tinggal duduk di depan tv sudah mandi. Bangun jam 7 pagi. Sayangnya tidak boleh sholat sama sekali, akhirnya saya colong-colongan sholat di kamar mandi.
"Mba, sholat di kamar mandi tidak boleh lho!"
Iya saya tahu, tapi perasaan ini terbebani. Saya sering bertanya apa gunanya kerjaan enak tapi tidak bisa sholat? (Maaf bukan sok agamis)
Toilet saya tutupi dengan kain, full saya tutupi. Lalu lantai saya pel. Baru sholat. Akhirnya ketahuan, diinterminit.
Saya bukan orang yang paham dan taat agama, tapi saya pernah divonis hendak diamputasi dan Allah menyembuhkan penyakit saya, saya selalu berdoa mendapatkan majikan yang memperbolehkan sholat.
Ada kan manfaat sholat bagi kesehatan? Googling sendiri!
Dari itu sholatlah!
Jangan diberi cobaan dulu baru mau sholat.
Sekarang, kalau saya telat sholat atau malas, pinggang ini memberi sinyal "encok" hahaha... lutut sakit, tapi setelah sholat MashaAllah tak ada gangguan kesehatan. Bahkan saya kalau tidak bisa kentut, saya perlama posisi sujud sampai terdengar "dud" ngulang wudhu tak masalah, yang penting perut terasa baikan.
Satu lagi,
Sehabis saya divonis harus diamputasi, saya menelpon seseorang. Beliau ini Ustadz muda, lajang lagi. (Waktu saya pindah, beliau menikah)
Beliau berkata begini;
"Manusia itu akan bisa menghargai sesuatu jika sudah hilang. Contoh mudahnya kaki, saat mempunyai kedua kaki, yang diminta motor, setelah punya motor, yang dipinta mobil, dan ketika kakinya sudah tidak berfungsi atau diamputasi, baru sadar yang lebih berharga itu kaki. Orang-orang seperti inilah yang kurang bersyukur atau tidak tahu bagaimana caranya bersyukur"
Seketika saya langsung merasa dihantam, apakah saya termasuk orang-orang-orang yang tidak bersyukur?
"Masihkah kita mengagungkan kalimat, apalah saya cuma rempahan rengginang?"
Syukur masih dianugerahi badan sehat, rohani sehat!
Beliau berkata seperti itu tanpa tahu keadaan saya saat itu. Saya hanya ingin dengar suaranya. Soalnya kalau ngomong itu ngemong, kalimatnya bikin ati adem.
Saya nangis, beliau kaget. Tapi saya tetap tidak cerita. Tidak ada yang tahu tentang pembekuan darah ini, hanya saya dan tiga orang saja itupun tidak dari satu kampung atau kabupaten.
Adapula tausiah, orang sakit yang dicari dokter, dari dokter A hingga ke Z setelah mentok divonis mati baru Inget Allah. Padahal Allah itu Penyembuh, dokter dan obat sebagai jalan ikhtiar. Tak ada di label obat tertulis pasti sembuh, adanya "semoga lekas sembuh" tapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin.
Jujur saya tersindir, ini nyata! Berapa kali dokter saya datangi?
Ya Allah, sepurane aku.
Semoga bermanfaat, sekedar berbagi pengalaman bukan bermaksud menyombongkan diri.
Hati-hati dengan apa yang kita makan! Apalagi makanan dan minuman instan. Saya terkena pembekuan dan pembengkakan karena minum teh kemasan botol sehari bisa habis 2-3 botol itu selama hampir dua tahun saya konsumsi (dibeliin nenek pas pergi belanja) setelah beberapa minggu di facebook ada seseorang yang share list minuman dan makanan yang mengandung pemanis buatan yang berbahaya untuk kesehatan. Dan ternyata itu teh ada kode tersebut.
Jangan menghujat majikan ini (terutama Nenek), beliau baik setiap kali ambil uang pensiunan, saya selalu diajak jalan-jalan, dibeliin baju, diajak makan di restaurant, walaupun sering pekerjaan milik temannya dibawa pulang, nyuruh saya kerjain. Kalau kumat stress (Beliau penderita gagal ginjal akut jadi saya maklum harus extra sabar) saya harus bikin kue lapis atau makanan lain selepas jam 1 malam. Itu kue dikasih orang. Kenapa saya tidak renew, alasan utama hati saya sakit melihat kakek ditaruh di panti jompo, yang kedua gak kuat lagi, setelah saya sakit dan perlakuan anak-anaknya masih nyuruh kerja, antar kesana kemari dengan kaki bengkak.
"Mba, kok kerja sampai jam tiga pagi?"
Saya rawat kakek lumpuh total, malam butuh sesuatu itu semua tanggungjawab saya. Anaknya yang laki tak mau membantu. Kalau majikan sekarang rata-rata baik, rawat orang lumpuh gaji bisa double. Saya masih aturan pemerintah.
Sudah pernah telpon KJRI (sibuk), telpon salah satu anggota organisasi (dibentak-bentak, mungkin mba e waktu itu banyak aduan jadi banyak beban)
Akhire lari ke siapa? Ya balik lagi ke Allah.
Ingat!!!
Enak ditelan belum tentu enak di badan.
Jangan lupa berdo'a sebelum makan, dan makanlah dari barang yang halal juga penghasilan halal. Semoga kita dijauhkan dari segala penyakit berbahaya di muka bumi ini, aamiin.
Kalau ada kata yang menyinggung & komentar yang tidak dibalas, mohon maaf!
O... ya sebagai pengingat!
Hari ini hari Jum'at, hari yang dimuliakan. Ada waktu yang diijabah untuk berdo'a yaitu selepas sholat Ashar sampai matahari terbenam. Perbanyaklah berdo'a dan sebaik-baiknya do'a itu Istighfar.
Thanks Admin 💚
*fb group