Ahli teknologi informasi (information technology/IT) Hermansyah, 46 tahun, menjadi korban pembacokan di jalan tol Jagorawi Kilometer 6 ruas Taman Mini Indonesia Indah dengan jalan tol lingkar luar (Jakarta Outer Ring Road-JORR), Jakarta Timur, Minggu dinihari, 9 Juli 2017.
Hermansyah merupakan pakar telematika lulusan ITB angkatan 1989. Sejauh ini, dia kerap mengkritisi berjalannya kasus dugaan chat mesum via aplikasi WhatsApp (WA) yang melibatkan Habib Rizieq Shihab dan Firza Husein. Dalam kasus ini, Rizieq dan Firza ditetapkan sebagai tersangka.
Ketua GNPF Ustad Bachtiar Nasir menyampaikan, penyerangan terhadap Hermansyah itu merupakan kejadian yang sangat sensitif. Sebab, seminggu setelah rekan diskusinya itu menyatakan chat tersebut palsu ke publik serangan tersebut terjadi. Kasus ini, kata dia, harus menjadi atensi dari institusi kepolisian.
Ustadz Bachtiar mengatakan sering berkomunikasi dengan Hermansyah melalui ponsel. Komunikasi itu terkait permasalahan yang tengah menimpa Hermansyah karena menjadi saksi ahli dari chat mesum tersebut.
Sementara itu, Pengamat Politik dan Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ichsanudin Noorsy memastikan penyerangan dan pengeroyokan terhadap ahli IT Hermasyah itu buntut pembongkaran soal kasus chat mesum Habib Riziq dengan Firza Husein. Ini terjadi tak lama setelah rekannya itu muncul di televisi nasional.
“Saya yakin ini masalah soal chat yang dibongkar Hermansyah. Kan belum seminggu Hermansyah bicara soal keaslian chat itu dan tak lama setelah itu diserang di tol,” tuturnya, Senin (10/7/2020).
Ichsanudin menilai penyerangan tersebut erat kaitannya dengan unsur politik. Apalagi dalam kasus chat mesum itu sempat memanaskan situasi Pilkada DKI Jakarta. Ditambah dengan kelima pelaku tersebut telah mengunti korban sejak dari Cijantung hingga ke lokasi kejadian.
“Pasti muatannya politis karena ada pihak yang disudutkan jika Hermansyah publis siapa pelaku penyebaran chat ini. Tentunya pelaku sudah tahu target yang akan diserang, sehingga pencarian momennya pas dilakukan di ruas tol,” jelasnya.
Sementara, Juru Bicara FPI Munarman menyebut, insiden penyerangan ke Hermansyah merupakan tindakan keji dan membahayakan nyawa karena ada dua kelemahan dari polisi, yakni tak adanya perlindungan hukum atas saksi ahli. Selain itu, tak melihat sensivitas kasus yang ditangani.
[Video - Kesaksian Hermansyah di ILC tvOne]