Benarkah Prabowo Khianat Pada Ijtima Ulama?


Benarkah Prabowo Khianat Pada Ijtima Ulama?

Kasihan sama ulama, namanya diseret-seret oleh pihak yang menjualnya. Demi memuaskan rasa kekecewaannya, maka nama ulama dijadikan pelindung atas dasar itu.

Prabowo dikatakan berkhianat pada ijtima Ulama yang fotonya beredar seperti di atas. Sebuah pertemuan yang terjadi bulan september 2018 antara ulama dan Prabowo, dimana saat itu ulama mengajukan perjajiann atau pakta integritas atas dukungannya pada Prabowo.

Pakta integritas bisa dikatakan juga dengan kontrak politik. Ada 17 point yang dibuat untuk ditanda tangani Prabowo sebagai kesepakatan memenuhinya.

Sebuah kesepakatan apabila nanti Prabowo menjadi presiden, maka harus merujuk pada 17 point tersebut. Saya ulangi, apabila Prabowo menjadi Presiden. Pakta integritas ditanda tangani dengan ucapan Prabowo,

"Saya tidak akan mengkhianati keputusan Ijtima Ulama, dan saya akan mewakafkan diri saya untuk umat Islam."

Ucapan tersebut setelah menandatangani 17 point pakta integritas ulama. Ulama dan Prabowo paham bahwa isi pakta merujuk jika nanti Prabowo menjadi presiden. Saat semua rencana gagal dan kemenangan pemilu tidak dapat diraih, apakah pakta itu masih berlaku?

Tidak akan berlaku, karena pointnya menjelaskan apa yang harus Prabowo lakukan saat menjadi presiden. Ketika gak jadi presiden, maka pointnya tidak bisa dijalankan.

Sebagai contoh, point nomor 16 dari Pakta Integritas tersebut:

16. Siap menggunakan hak konstitusional dan atributif yang melekat pada jabatan PRESIDEN, untuk melakukan proses rehabilitasi, menjamin kepulangan. serta memulihkan hak-hak Habib Rizieq Shihab sebagai warga negara Indonesia, serta memberikan keadilan kepada para ulama, aktivis 411. 212 dan 313 yang pernah/sedang mengalami proses kriminalisasi melalui tuduhan tindakan maka yang pernah disangkakam Penegakan keadilan juga perlu dilakukan terhadap tokoh-tokoh iain yang mengalami penzaliman, ------

Baca kalimat pertamanya, siap menggunakan hak konstitusional dan atributif yang melekat pada jabatan PRESIDEN (sengaja saja kasih capslock, biar jelas). Jabatan presiden lah yang  menjadi acuan pelaksanaan ijtima ulama.

Namun perkembangannya, Prabowo tidak menjadi presiden. Jangankan memulangkan HRS, membebaskan para tawanan saja beliau tidak sanggup. Apakah dengan posisi TIDAK MENJADI PRESIDEN ia dianggap berkhianat? Apakah kondisi tidak jadi presiden, maka kesepakatannya bersama Ulama dianggap berkhianat?

Ilustrasinya begini, saat akan menikah kamu membuat perjanjian Pra Nikah dengan pasanganmu. Perjanjian yang memuat point-point kesepakatan saat nanti menikah. Dalam prosesnya, kamu dan pasanganmu tidak jadi menikah.

Pertanyaannya, apakah perjanjian Pra Nikah itu tetap dijalankan? Ketika tidak jadi nikah, apakah boleh menuding Khianat pada pasanganmu atas perjanjian yang tidak terlaksanakan?

Buka pikiranmu ya...

Ulama paham bahwa pakta integritas itu dibuat sebagai arahan saat Prabowo menjadi Presiden. Ketika tidak menjadi, maka pakta itu menjadi sebuah angan-angan yang tidak bisa dikerjakan.

Saya pikir ada kesalahan dan kesesatan berpikir pada teman-teman yang dulu mendukung dan saat ini kecewa karena koalisi Prabowo dan Jokowi. Kekecewaan itu membuat logika menjadi kerdil hingga menjual nama Ulama untuk memframing sosok Prabowo dimata masyarakat. Tuduhannya: "Berkhianat pada Ijtima Ulama."

Bukan tuduhan main-main ini, ketika kesesatan berpikir dimajukan, maka akan ada Fitnah yang dimainkan pada sosok Prabowo dalam memuaskan rasa kecewa dan sakit hati.

Silahkan kecewa, marah atau mengumbar kebencian pada Prabowo, tapi jangan bawa nama Ulama dengan menyeret Ijtima Ulama atas sikap Prabowo. Ulama begitu mulia, jangan bawa namanya untuk menyebarkan fitnah. Jika dirimu yang terburukkan atas sikapmu, itu adil. Namun jika nama ulama yang rusak atas kelakuanmu yg membawa namanya,  kamu sudah menjadi musuh yang menjelekkan ulama itu sendiri.

Silahkan marah, tapi jangan bawa ulama
Silahkan memaki, tapi jangan bawa ulama
Silahkan membenci, tapi jangan bawa ulama

Jangan bawa ulama atas sikap burukmu, karena sejatinya ulama tidak menjalankan hal itu. Cerminmu jangan ulama, cerminmu adalah hawa nafsu yang belum tersentuh kebaikan.

Diantara temen-temen yang kecewa, ada 2 komunitas yang tercipta.

1. Komunitas yang suka bermain hujatan, fitnah dan memaki pada Prabowo atas rasa kecewa yang mereka miliki
2. Komunitas yang kecewa, namun memilih abai atas informasi mengenai Prabowo. Tidak mau menghujat, tidak mau memfitnah dengan membawa nama ulama.

Kita benci Denny Siregar, Abu Janda dan Eko Kuntadhi saat berkata ulama dijadikan alat politik saja. Namun kita sendiri ternyata memerankan hal itu. Menyeret nama ulama untuk menjadi pelindung atas emosi diri.

Sekarang semuanya sudah usai, panggung pemilu telah berjalan. Ulama saat ini melihat dan menilai siapa yang bisa dijadikan pegangan. Saat mereka telah menemukan, maka akan ada Ijtima Ulama untuk mengarahkan dukungan umat pada sosok yang  terpilih. Akan ada lagi Pakta Integritas sebagai acuan, dan akan ada lagi perjuangan meraih kemenangan.

Bukan Prabowo yang berkhianat, tapi kalianlah yang berkhianat ketika membawa nama ulama menutupi sifat burukmu.

Selamat pagi, semoga kita tidak terus memperuncing perbedaan ini.

*)Correct Me If I am Wrong, ✌

07/06/2020

(By Setiawan Budi)

*Sumber: fb penulis

Baca juga :