[PORTAL-ISLAM.ID] Pemprov DKI Jakarta jadi sorotan warganet terkait alokasi anggaran untuk "influencer" di sosial media.
Dalam screenshot yang beredar terncantum alokasi anggaran "Penyelenggaraan aktifitas promosi pariwisata dan budaya melalui media sosial" dengan memakai jasa "5 influencer" dengan total anggaran Rp 5.008.691.930 (Rp 5 Miliar) atau Rp 1 Miliar/influencer.
Model iklan/promosi di era sekarang memang yang paling berpengaruh/tepat dengan menggunakan influencer.
Satu fenomena yang kini muncul adalah beriklan di media sosial melalui influencer. Pemasaran melalui influencer, dalam laporan Forbes, adalah mengkapitalisasi jangkauan media sosial dengan membayar selebritas di internet dengan tingkat ketenaran yang bervariasi untuk diunggah di akun media sosial mereka guna menjangkau para pengikut setia.
Instagram adalah kanal media sosial terfavorit yang digunakan influencer. Selebihnya ada blog, Twitter, dan YouTube. Alasan utama mengapa Instagram jadi wadah paling favorit para influencer karena kekuatan platform yang lebih menekankan pada tampilan visual.
Pemprov DKI Jakarta yang mengalokasikan budget untuk mempromosikan pariwisata melalui influencer dinilai langkah yang tepat.
"Strategi memakai influencer (youtuber dan selebgram) untk promosikan wisata adalah langkah bagus. Asal dieksekusi dg kreatif. Influencer di Youtube dan IG adalah media yg tepat untk promosikan daerah wisata," kata akun @Strategi_Bisnis menanggapi kehebohan anggaran DKI soal influencer, Sabtu (26/10/2019).
Apakah total anggaran influencer Rp 5 Miliar atau Rp 1 Miliar per Influencer tidak kemahalan?
"Biaya influencer dg follower jutaan emang mahal. Raditya Dika tarifnya Rp 150 juta untuk buat dan pasang video iklan di Youtube-nya. Durasi 20 menit saja. Arif Muhammad tarifnya sekitar Rp 100 juta dg durasi yg sama. Budget Rp 1 milyar itu gak banyak buat influencer kakap," papar @Strategi_Bisnis.
Yang penting penggunaan budget itu harus jelas target/sasarannya.
"Bagus jg strateginya.
Budget jg mantap.
Satu influencer dibayar Rp 1M.
Yg harus dikejar: mana KPI atau targetnya. Jangan habis miliaran, hasil kurang optimal," kata @Strategi_Bisnis.
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) October 26, 2019
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) October 26, 2019
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) October 26, 2019
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) October 26, 2019